Jeri : “Ma, ada ballpoint yang son pake lai ko?”
Me : “Di mama masih baru semua, kakak yang tahu masih pake k
tdk?”. (Terus diam, te lama sama kawannya dia su menghilang dari kamar).
Beberapa jam kemudian, saya ke kamar mencari penjepit
pakaian yang biasa dipakainya untuk membuat robot-robotan. Sa pu darah langsung
naaik, lihat ballpoint su tergeletak di lantai, tanpa isi su telanjang semua.
Saya mencak-mencak sendiri, eh pas kakak lewat di depan pintu. Pas tuh e…
Me : “Kakak, sini cepat, (kk pu muka su lain-lain tuh). Ini
Ballpoint kenapa jadi begini..? ini pake untuk tulis, beli dengan uang bukan
ambil-ambil sa di toko”.
Kakak tertunduk. Dengan takut-takut dia jawab : “Kakak su
pakai main”.
Me : “Bermain apa sampai kasih rusak ballpoint begini,
sekarang ballpointnya mana, bawa sini isi kembali ko buat bae-bae”.
Kakak keluar pergi ambil ballpointnya dan berkata : “Ini, Ma
katong su buat jadi ini”.
Saya tidak jadi marah, kaget. Itu Ballpoint su tea da bentuk
lai. Tinggal ujungnya saja yang berfungsi sebagai poros. “Terus yang atasnya
kamu pakai apa?”, Tanya saya. “Pakai botol parfum bekas, Ma!” jawabnya.
“Kakak, yang kalian buat ini kreatif tapi lain kali coba
pikirkan barang lain e yang benar-benar tidak terpakai, kalau pakai isi
ballpoint yang su ti ada tinta tidak masalah, pakai saja. Tapi kalau pakai
ballpoint baru, aduhhhh jangan e, terakhir kali ini”. “Iya Ma”, Jawabnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar