Lupakan kejadian-kejadian lama yang dalam pikiran kita tidak
seharusnya itu terjadi - kita tidak dapat merubah apa yang sudah terjadi
atau mengapa sesuatu itu tidak terjadi di waktu lalu.
mengingat
hal-hal yang sudah lalu, kejadian yang menyakitkan membuat kita jadi
lupa bersyukur. Kita terus bertanya Tuhan dimana, saya sudah berdoa
setiap hari, baca firman tiap hari tapi kenapa keadaan tidak
berubah....?
KIta sibuk berusaha untuk merubah seseorang mengikuti apa yang kita mau,
seperti apa yang ada dalam pikiran kita, hanya karena kita baca alkitab
setiap hari, ke gereja setiap hari jadi merasa diri sudah pantas untuk
menjudge orang, apalagi kalau orang itu pernah bersalah terhadap kita.
Dan si pendosa yang terhakimi menurut ukuran manusia itu, hanya bisa
diam tidak berkata apa-apa, selain terus berseru dalam kesesakkannya
yang semakin sesak.
Kita
sibuk mengasihani diri, dan menjadi buta akan perubahan-perubahan kecil
yang dilakukan oleh orang-orang sekitar kita yang terus berusaha untuk
berubah untuk keadaan yang lebih baik.
Lalu berkata : “Saya sakit hati, saya butuh waktu dan proses untuk berubah”.
Tapi sampai kapan…? Jika saya boleh berbagi tidak mudah memang, untuk
selalu “awas” terhadap pemikiranmu sendiri, mulailah dengan menyadari
setiap nafas yang terhirup dan terhembuskan. Perhatikan pikiran-pikiran
yang berseliweran dalam otak kita, pikirkan saja yang mulia, yang baik,
yang sedap di dengar untuk bisa memerangi setiap pikiran negative yang
datang.
Teori itu memang lebih mudah di perkatakan daripada
dilaksanakan. Tapi teruslah memperbarui diri dari waktu ke waktu, dan
lihatlah bagaimana sekelilingmu berubah.
firman-Nya : "Janganlah
ingat-ingat hal-hal yang dahulu dan janganlah perhatikan hal-hal yang
dari jaman purbakala. Yesaya 43 ; 18.
Note : Hendaknya firman
yang kita baca dan dengar hari-hari itu di aplikasikan dalam hidup.
Supaya orang yang tidak pernah baca firman, tidak pernah ke gereja bisa
menjadikannya contoh.
jangan sampai dong yang tidak pernah baca
firman, tidak pernah ke gereja bilang begini : katanya anak Tuhan tetapi
kenapa mudah sekali mencari keributan, semudah membalikkan telapak
tangan...?
Hal-hal yang manis dan sederhana dalam hidup ; adalah hal-hal yang sungguh-sungguh nyata.
Senin, 08 Desember 2014
Sabtu, 06 Desember 2014
Jadilah Dirimu Sendiri
Kulitnya hitam,
rambutnya tak lurus tapi keriwil keriwil, bu’de dan maci-macinya lebih senang
memanggilnya iting, bukan untuk maksud mengejek, tetapi lebih karena alasan
memang sangat menggemaskan. Rambut yang tidak banyak dimiliki oleh anak-anak
perempuan sebayanya. Bayangkan saja, kalau biasa melihat rambut anak-anak yang
lurus tergerai, dan berpaling ke rambutnya, wuiih it’s amazing. Dan asli loh.
Ketika akan di kuncir, beberapa ah bukan beberapa tetapi banyak helai-helai
rambutnya akan menggelung bagaikan pegas. Persis pegas. Dahulu waktu dia masih
berusia 3-5 tahun dia sangat tak suka menguncir rambutnya. Senangnya dibiarkan
tergerai, alhasil lebih kelihatan ke gimbal-gimbal halus begitu, hehehe.
Sekarang mungkin karena sudah sekolah, mulai kelihatan rapi. Terakhir waktu
melihat foto yang di upload mamanya sewaktu mengisi sebuah acara di TVRI, dia
kelihatan sangat anggun, dan manis. Sangat menggemaskan. Dengan bola mata yang
bulat, bulu mata lentik, alis hitam tebal, dan rambut dikucir rapi, ah gadis
kecilku kelihatan lain sekali, istimewa.
Memasuki masa
sekolah, bertemu banyak teman, sepertinya dia mulai merasa bahwa dirinya agak
lain sendiri. Dimana secara fisik berbeda, dilihat dari warna kulit, bentuk
rambut dan kelakuan agak-agak tomboy, jika dibandingkan dengan kawan-kawan
sebayanya yang kebanyakan berambut lurus, kulit putih, dan gaya bicara yang
halus lembut.
Dan di suatu
waktu di tengah menikmati waktu berkualitas bersama sang mama.
Terjadilah percakapan berikut :
Terjadilah percakapan berikut :
A : “Mama, b pung kawan (sebut
saja) Thalia tuh cantik e Ma.”
M : “Ah iya kah…Kakak juga
cantik.”
A : “Sonde Mama, Thalia tuh
cantik. Dia pung kawan banyak. Dia putih, rambut lurus, bicaranya juga halus.
Dong sonde mau bekawan deng beta. Kakak pengen cantik seperti Thalia”.
M : “Oh begitu. Nah Kakak ada
teman kah sonde di sekolah?”
A : “Ada mama. Sebut Saja Cindy.
Dia selalu bermain dengan beta”.
M : “Ok kalau begitu jadi teman
yang baik buat Cindy saja sudah. Dan Mama lebih suka lihat kakak yang seperti
ini. Kalau kakak berubah cantik jadi seperti Thalia, berarti mama sonde kenal
lai, karena bukan Kakak nah, bukan mama punya anak. Jadi saja Kakak yang seperti
ini saja mama sudah senang. Dan ingat apa yang mama selalu bilang : Cantik dan
Jelek itu tidak penting, yang penting itu hati”.
A : “Begitu ko Ma”.
M : “Iya”.
Dan aku disini berperan sebagai
pendengar. Terharu, bangga, senang dan sejuta perasaan bahagia seketika
melingkupi diriku. Oh iya percakapan mama dan anak ini aku dengarkan sejak
hari Jumat lalu. Ini adalah hal-hal kecil tapi berdampak luar biasa bagi perkembangan
anak. Dia adalah adik perempuanku ; dengan sangat cerdas mampu menanamkan rasa PD
kepada anak perempuannya dengan penjelasan yang sangat sederhana. Ingin memeluknya
saat itu juga, tapi kami terpisahkan ruang dan waktu.
Terima kasih adikku sayang, cerita
ini adalah cerita kita. Cerita sebagai seorang mama dari dua orang anak. Bagaimana
melihat anak-anak kita bertumbuh. Cerita ini bukan cerita biasa buatku. Cerita
ini terus terngiang di telingaku, cerita ini terus menggelitikku dalam
refleksiku. Betapa sering aku berusaha menjadi orang lain dengan berlaku
sebagai a people pleaser daripada harus menjadi diriku sendiri.
Dirimu hebat sayang sebagai
seorang mama yang juga bekerja. Bagaimana kau berjuang untuk kehidupan rumah tanggamu,
keluargamu dan anak-anakmu. Belajar menjadi bijak tanpa aku sadari sebagian
besar bagian proses itu adalah hasil dari penyerapan sari dari sharing-sharing
kita…
Dalam percakapan kami yang lain
ketika aku galau memikirkan nasib masa depanku - dia menguatkanku dengan
berkata : “Dan Tuhan berkata, pelan-pelan saja, nikmati prosesnya semua ada
waktunya”.
Adik perempuanku ini jarang baca
alkitab ; tapi bisa kupastikan imannya akan Kristus tercermin dalam setiap
kata-kata dan sikapnya. Memilikinya sebagai seorang adik adalah juga berkat
terindah dari-Nya. Dan betapa aku bersyukur untuk itu.
Dalam sikap kekanak-kanakan kita sering bertengkar,
berebut mainan, beradu argument, berita baiknya setelah melalui semua itu kita
bisa menjadi solid sebagai saudari , sahabat dan teman itu luar biasa.
Salam Sayang untuk anak-anak e,
Maci.
I love you so much, dear….
Note : Kami tumbuh bersama dan
aku menjadi penerjemahnya ketika usianya menginjak 5 tahun waktu itu dia belum lancar berbicara. Kalau ke kios
hendak membeli sesuatu maka aku harus mengikutinya membantu menerjemahkan apa
yang keluar dari mulutnya. Pentang pentung, neng nong, onco onci onco dll
hehehe. Pernah sekali di sekolah ; kami beda setahun aku duduk di bangku kelas
II dan dianya di kelas I. Ketika selesai apel, ada yang memanggilku kata teman
: “itu lihat adikmu menangis”. Aku pergi menghampirinya dan dia memang
menangis, kebingungan membolak balikkan sepatu di kakinya ; berusaha mencocokan
sepatu itu di kedua kakinya, sayang tak berhasil. Dan ketika kuperhatikan
baik-baik bagaimana mau padu padankan jadi sepasang kalau sepatu yang dia pakai
itu kiri-kiri. LOL.
Jika dahulu aku menjadi penerjemahnya
kini dia seperti menjadi guide dan seseorang yang memegang tanganku, salah satu
tempatku berkeluh kesah.
Mobil Mainan
Wajahnya sedih, di sudut lemari kaca mini market ; dia
berdiri menyudut dan menciut sedih dan galau. Setelah beberapa detik yang telah
lewat dia berdiri di samping saya yang sedang memilah-milah yang hendak di beli
dan berkata : “Ma kaka boleh minta hotwheel le….”. Tanpa menoleh saya hanya
berkata : “Hmm kaka sudah tahu jawabannya kan. Hotwheel yg kemarin mama belikan
ada dimana…? Hilang kan…? Pokoknya kalau kakak tidak bisa hargai barang, mama
tidak akan belikan lagi. Pembicaraan selesai oooo…”. Yang artinya saya tidak
ingin mendengar rengekan lagi. Dan dia mengerti.
Sejenak saya merasa begitu kejam, dan hampir menyerah dengan
keputusan saya. Melihatnya berdiri menyandar di kaca di sudut toko, berusaha menyembunyikan
tangisnya, dengan wajah yang sama sekali tak ceria seperti biasa ; semakin
membuat saya merasa pedih. Tapi ah tidak, biar saja. Supaya kakak tahu
menghargai uang dan barang.
Rabu, 19 November 2014
SAYUR GORENG
Setelah beberapa hari tak update blog. Hari ini saya mencoba berbagi
resep. Tak ada ikan, tak ada tahu atau tempe. Yang tersisa cuma sebutir telur
dan sayuran. Wortel, terung, dan pepaya muda yang sudah diris-iris korek api. Bingung
mau ditemani apa tumis sawi ini.
Semalam saya sempat membaca beberapa lembaran buku Menu Sehat terbitan
IPH. Ada satu menu yang di namakan sayur goreng. Bahan-bahannya wortel, buncis
dan terong. Kelihatannya tidak susah dan pengen tahu juga sih, seperti apa rasanya
sayur goreng.
Di cara membuatnya wortel dan buncis di kukus terlebih dahulu barulah di
iris-iris memanjang. Karena saya tak punya buncis, tapi punya irisan memanjang
pepaya muda, jadi saya ganti saja buncis dengan pepaya muda. Nah,pepaya muda
ini sudah diiris-iris tapi belum dikukus. Yah sudah saya iris-iris saja
sekalian wortelnya. Lalu irisan sayuran ini saya rebus sebentar hingga setengah
matang. Ukuran banyaknya sayuran 1 mangkuk.
Kamis, 13 November 2014
Belajar Lewat Lagu
Jumpa lagi...Pengen nyapa ibu-ibu RT yang membaca.Kenapa
ibu-ibu rumah tangga? Soalnya saya juga seorang ibu rumah tangga yang kebetulan punya alat buat ketak-ketik dan juga
sebuah modem jadi bisa di share deh ke dumay.
Belakangan ini memang saya lebih sering menulis tentang
perkembangan anak-anak, tentang perasaan saya sendiri menjadi seorang ibu. Intinya
lebih ingin berbagi. Saya sendiri bukan seorang guru, atau seorang
berpendidikan tinggi, saya hanya seseorang yang tertarik dan takjub melihat
bagaimana balita dan anak-anak bertumbuh. Lagian hari-hari di rumah saja, mau
ngapain juga coba. Main ke rumah tetangga, malas ah. Bawaannya nggosip dan ngomongin
ngalor ngidul, mending di rumah, ngobrak ngabrik buku, dan menulis. Tentunya sambil
menjaga si balita, dan harus sebentar-sebentar berhenti, harus tanggapi
panggilan Mommaa, dari balita yang tontonannya berhenti tiba-tiba, yang
dikliknya tombol pause nah ; jadi tak bisa habiskan dalam sekali duduk..:D:D.
Kali ini saya mau berbagi sedikit cerita tentang
belajar Bahasa Inggris. Punya anak usia 8 tahun dan sudah mendapat pelajaran
Bahasa Inggris di sekolahan itu sesuatu banget. Secara jaman kita es-de dulu
Minggu, 09 November 2014
Rempeyek Kacang
Rempeyek Kacang |
Rempeyek kacang. Nikmat dimakan bersama nasi atau untuk jadi
camilan. Suami, anak-anak termasuk sangat senang dengan rempeyek. Sekali beli
10rbu untuk 5 kantung yang isinya Cuma 2 rasanya tak cukup banyak. Selama ini
pengen sekali bisa membuatnya, tapi belum kesampaian.
Kemarin waktu telp. Mama di Ende, mama sedang makan rempeyek
; tapi beli. Semakin besar keinginan saya untuk bisa membuatnya. Tapi bagaimana,
Jangan Bilang Aku Bodoh
Rasanya masih terlalu pagi untuk
beranjak dari pembaringan; pengen tidur terus. Jam 4 subuh, geliat tubuh balitaku
membuatku terbangun, dan sebelum geliat tubuhnya pecah menjadi tangisan aku
bangun dan membuatkannya susu formula. Beberapa menit kemudian dia kembali
tertidur dengan dot di mulutnya. Pada saat seperti ini saya dihadapkan pada dua
keputusan tidur kembali untuk 30 menit ke depan dan akan ada kepanikan di
mana-mana, ketergesa-gesaan dalam menyiapkan sarapan, menyiapkan keperluan anak
dan suami, atau bangun saat ini juga dan memulai aktifitas. Bangun…..!
Udara masih belum juga hangat,
langit sedikit terang tetapi belum terang benar, seperti masih menyiapkan
peraduan untuk sang mentari. Sedikit perputaran bumi entah berapa derajat lagi
ke timur, pantulan mentari sudah pasti akan menghangatkan bumi ini, teriknya
lebih cepat terasa di jam 9 ; super terik akan menggantikan tempatnya
terik dan membuat penghuni bumi seperti terpanggang kepanasan.
Sayup-sayup dari jauh terdengar
alunan musik “sakitnya tuh disini”, rupanya tetanggaku juga sudah bangun. Tak lama
kemudian dari tempatku berdiri mencuci piring, terdengar bentakan yang jelas
sekali “Dien, lu nih bodok mau mati e”.
Jumat, 07 November 2014
"Biar Adik Yang Mengangkatnya, Ma."
Waktu membaca adalah waqktu yang benar-benar terselipkan di
antara kegiatan-kegiatan yang lain. Ada satu bacaan yang ini sekali saya baca pagi
tadi, saya menoleh ke samping si batita itu sedang asyik menonton, good
setidaknya ada waktu 10 menit ke depan sementara dia asyik menonton. Tapi oh
tidak, saya tak mungkin mengabaikan rasa lapar yang mulai menggelitik organ
dalam perutku. Maka saya menuju ke meja makan dan menikmati sarapan, sambil
membaca dan si batita masih asyik menonton.
Tidak terasa makanan itu sudah berpindah tempat melalui
kerongkongan, terus ke tempatnya dia harus dicerna untuk menjadi energi.
Rabu, 05 November 2014
Sayang Mama
Semalam mama menelpon :
Mama : Lagi buat apa kau, Yanti.
Saya : Lagi temani Jeri belajar nih Ma, Lodya ju ikutan
belajar, kami ngungsi ke kamar soalx ka Sonny lagi kerja. Mama lagi apa…? Sudah
Makan….?
Mama : ini lagi duduk rame2, kami lagi makan gorengan ubi
tatas Roda Baru.
Saya : hem hobi e kasih ngiler….Saya tadi buat ubi tatas ju
Ma, 1 piring penuh su hbis, Jeri suka nah.
Mama : ko kerja sendiri2 kah..? Pake pembantu tidak?
Saya : hahae, tidak pake pembantu mama e, kerja sendiri
saja.
Mama : Repot pasti e….
Saya : Repot kalau anak-anak sakit, atau saya yang sedang tidak enak badan, selebihnya
tidak e...Dinikmati saja e Ma. Ko ada kerja berat apa ju…?
Mama : iya begitu sudah…
Lalu dilanjutkan dengan sharing topik yang lain. Dan Klik
telp. Berakhir.
Mama, sudah pasti lebih capek ketika mengurus kami dahulu,
mengingat saya dan Indri (nama adik persis dibawah saya) jaraknya dekat.
Mama, saya jarang katakan ini tapi sejak saya merasakan
penat di sekujur tubuh saya, atau otot-otot kaki yang saling membelot,
Rabu, 29 Oktober 2014
11 ATURAN PENTING Nanny 911
Salah satu acara favorit saya
selain Oprah adalah Nanny 911. Sayang saya tak tahu di channel mana serial itu
di putar.
Pertama kali menonton acara itu,
takjub melihat bagaimana disiplin dan hukuman berupa time out, diterapkan di
rumah yang sebelumnya penuh dengan teriakan, perkelahian antara anak-anak,
orang tua yang tidak sejalan yang membuat anak-anak bingung harus mendengarkan
siapa, bapak atau mamanya..?
Pagi tadi saya mencoba membuka-buka
halaman buku Nanny 911, dan menemukan ini di halaman xxiii. Menurut saya semuanya bagus untuk
diterapkan di rumah, jadi saya mencoba membagikan “11 Aturan Penting Nanny 911”
disini :
11 ATURAN PENTING Nanny 911
BERSIKAP KONSISTEN
Tidak artinya tidak. Iya artinya iya.
SETIAP TINDAKAN PUNYA KONSEKUENSI
Tingkah laku yang baik mendapat imbalan. Tingkah laku
yang buruk mendapat hukuman.
KATAKAN APA YANG ANDA INGINKAN DAN BENAR-BENAR ANDA
INGINKAN
Berpikir sebelum bicara-atau rasakan akibatnya.
ORANGTUA BEKERJA SAMA SEBAGAI SATU TIM
Kalau Anda tidak setuju salam satu hal, anak Anda tidak
akan tahu siapa yang harus dia dengarkan—hasilnya mereka tidak akan
mendengarkan siapa pun.
JANGAN BERJANJI JIKA TIDAK BISA DITEPATI
Kalau Anda mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka akan
pergi Disneyland, lebih baik Anda mulai berkemas-kemas.
DENGARKAN ANAK-ANAK ANDA
Akui perasaan mereka. Katakana “Ayah/ibu mengerti” dan “Ayah/ibu
mendengarkan kamu’ – kemudian luangkan waktu untuk mengerti dan mendengar.
TENTUKAN RUTINITAS
Rutinitas membuat anak-anak merasa aman dan memberi
struktur terhadap waktu yang mereka miliki.
RASA HORMAT BERLAKU DUA ARAH
Kalau Anda tidak menghormati anak Anda, mereka tidak akan
menghormati Anda.
PENGUATAN YANG POSITIF JAUH LEBIH BERHASIL DARIPADA
PENGUATAN NEGATIF
Sanjungan, pujian, dan kebanggaan jauh lebih bermanfaat,
daripada bersikap nyinyir, negative dan mengacuhkan.
TINGKAH LAKU ADALAH HAL YANG UNIVERSAL
Tingkah laku baik diterima di mana pun.
DEFINISIKAN PERAN ANDA SEBAGAI ORANGT TUA.
Bukan tugas Anda membuat anak menempel pada Anda. Tugas
Anda, mempersiapkan dia menghadapi dunia luar – dan biarkan dia menjadi dirinya
sendiri.
Dan hampir sebagian besar dari 11
aturan di atas, menjadi PR besar untuk saya dan suami. Mengingat mendidik dan
membesarkan anak merupakan suatu pola tradisi. Dan tidak semua tradisi itu baik
dan bagus untuk diturunkan ke anak-anak. Jika sewaktu kecil saya lebih banyak
dibesarkan dengan bentakan, nyinyiran dan beberapa hal yang menurut saya negatif,
maka untuk menyembuhkan semua itu,maka obat terbaik adalah memberikan anak-anak
perlakuan positif dengan menjadi pribadi positif.
Bukan hal yang mudah, untuk
memutuskan rantai tradisi itu, tapi
tidak ada salah dan ruginya untuk mencobanya hari demi hari.
Langganan:
Postingan (Atom)