Gelap yang dipercaya sebagai tempat
tinggalnya makhluk-makhluk malam dengan rupa-rupanya yang menyeramkan sungguh
menjadi momok yang menakutkan bagiku. Rasa takut yang mengendap, mengakar
mengikat dan mencengkeram bahkan mematikan langkah-langkahku untuk melakukan
sesuatu di bawah langit yang gelap. Rasa takut yang sangat besar, yang bermula
dari ungkapan “awas, ada banyak setan di luar. Ada Nenek gigi ompong yang
wajahnya hitam, Ada manusia berwajah plat, tidak punya mata, telinga, hidung
dan mulut. Jangan dekat-dekat jenazah yang disemayamkan, ada jenazah yang bisa
bangun dan biasanya memeluk pelayat yang berdiri di depannya, dan berbagai
macam cerita konyol.
Sayangnya, dongeng masa kecil yang berwujud
asli kebohongan itu tumbuh liar, membelah diri
dengan angka kelipatan yang
besar, mengurungku bertahun-tahun. Dari sebuah artikel diketahui bahwa hampir
semua anak mengalami takut gelap salah satu jenis ketakutan di antara beragam
phobia yang ada. Penelitian mengungkapkan bahwa hampir 90 % anak-anak mengalami
ini, dan ketika mereka tidak dapat
mengatasinya membawanya hingga usia mereka beranjak dewasa maka ketakutan masa kanak-kanak
itu menjadi phobia yang bisa menjadi halangan dalam hidupnya dan mengurangi
produktivitasnya.