Kamis, 05 November 2015

Alkitab Digital Vs Buku Alkitab


Kemajuan teknologi menawarkan banyak kemudahan dalam berbagai hal. Telepon genggam kini tidak hanya bisa menerima dan mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon lokal atau internasional, tetapi mampu melakukan berbagai macam hal. Hari ini, ponsel dan perangkat serupa disesuaikan dilengkapi dengan perangkat lunak, akses internet, kamera digital, pemutar musik portabel, GPS dan banyak pilihan lainnya.

Untuk melakukan transaksi pemindahan rekening tidak perlu repot-repot mengantri di Bank, dengan beberapa kali klik sejumlah dana telah berpindah tangan. Jual beli dilakukan oleh mesin tanpa temu atau tatap muka, seperti banyak penyedia jasa online yang kita ketahui lebih mirip Plaza atau Mal tapi bukan dalam bangunan megah, tetapi sebuah benda persegi panjang dengan berbagai ukuran, smartphone dengan berbagai sistem operasi.



Didalamnya bisa diinstal ragam aplikasi tergantung pengguna. Yang menariknya sebuah perpustakaan mini atau sedang, atau besar juga bisa dimasukkan kedalamnya disesuaikan kapasitas penyimpanan. Berbagai macam e-book, papers, komik, jenis bacaan apapun ada didalamnya tidak ketinggalan kitab-kitab suci.

Tidak berat dan tidak ribet dengan ukurannya yang cukup kecil, sehingga bisa dimasukkan ke dalam tas kaum hawa atau saku kaum Adam. Tidak hanya di hari Minggu di mana saja, kapan saja ingin membaca dan merenungkan firman Tuhan sepanjang ada smartphone sudah pasti bisa dilakukan. Dalam sesi-sesi pembelajaran Alkitab pun, sangat mudah untuk melakukan proses pencarian suatu kitab, bab dan ayat atau bahkan sebuah kata kunci. Hampir sama ketika kita menggunakan kalkultor, untuk mendapatkan hasil tinggal menekan beberapa tuts dan keluarlah hasilnya.

Begitu juga ketika hendak berbagi renungan di media sosial, dengan sentuhan aplikasi maka dalam hitungan detik, ayat yang ingin dibagi sudah langsung ter-share. Beberapa orang lebih memilih alkitab digital dengan alasan font yang lebih besar, karena kesulitan membaca buku alkitab dengan ukuran yang tercetak terlampau kecil.

Bagaimana dengan buku Alkitab? Apakah tetap menjadi favorit? Ataukah malah ditinggalkan di rumah? Karena tidak seringan smartphone, atau juga mungkin karena bentuknya yang hampir sama dengan harga yang relatif sama, sebuah prestise tidak bisa dipertontonkan? Jawabannya bisa Ya, bisa juga tidak.

Lalu apakah digital bible telah menggantikan peran buku Alkitab sepenuhnya?

Buat sebagian orang buku Alkitab masih tetap menjadi pegangan. Menyentuh lembaran-lembaran kertasnya, berjelajah dari satu ayat ke ayat yang lain, dan setiap pencarian akan satu ayat dari setiap sesi saat teduh, selalu saja ada hal-hal baru yang ditemukan, memberikan highlight pada ayat-ayat yang menyentuh dan menjadi pengingat di satu atau dua atau tiga atau bahkan berapa lama tahun sepanjang ayat itu masih ada,  memberikan catatan kecil di pinggiran-pinggiran bukunya, sensasi yang ada ketika telapak tangan memegang stabilo atau sejenisnya-mulai menggaris sambil membaca dengan perlahan, menghayatinya, meresapinya, menjadikannya darah dan daging bagian dari diri seutuhnya, itu adalah sesuatu yang luar biasa meneduhkan. Rasanya tidak sama ketika menggunakan aplikasi kitab suci.

Keuntungan lain dari membaca buku Alkitab adalah diharapkan bisa menjadi contoh untuk anak-anak kita, ketika semua orang beralih ke teknologi. Setidaknya semangat untuk menyentuh, membuka, membaca, memberikan highlight, merenungkan bisa meninggalkan semangat untuk membaca dan merenungkan.

Teknologi selalu membuat hidup kita menjadi lebih mudah, semakin mudah, semakin sedikit waktu dan tenaga yang digunakan. Tidak ada yang salah dengan menikmati kemajuan teknologi. Jika malu menjadi alasan buku alkitab tidak dibawa ke gereja atau kemana saja, karena takut dikatakan “tidak mengikuti perkembangan jaman” maka iman seseorang yang merasa malu itu boleh dipertanyakan.

Pada akhirnya diharapkan alkitab digital maupun buku alkitab bisa berjalan bersamaan, saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apakah aplikasi atau hasil print, dibaca, direnungkan intinya para pengguna Alkitab apapun bentuknya, hendaknya menjadi pelaku firman karena bukan alkitab yang menyelamatkan kita, tetapi Kristus itu sendiri. 

“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”
 Kasih adalah Kristus itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar