Jumat, 19 Januari 2018

Anak-anak dan Corat Coret


Anak-anak suka menggambar. Berikan sebuah krayon ke anak dua tahun dan lihatlah apa yang mereka lakukan dalam sekejap dengan krayon-krayon itu. Kertas tidak lagi menjadi media utama, tembok ruang makan, tembok ruang tidur atau dimana saja mereka bisa bereksplorasi dan meninggalkan kesan bagi dunia bahwa, “kami sudah bisa memegang krayon dan membuat tanda dimana-mana” adalah hal yang menyenangkan buat mereka. Pada usia dua tahun, corat-coret yang dibuat biasanya belum mewakili arti dari imajinasi dalam kepala mereka.


Sekitar usia tiga sampai empat tahun, coretan awal yang berupa garis lurus kini berubah menjadi kurva terbuka sebagai  tonggak sejarah dalam perkembangan mereka hingga menjadi gambar-gambar lingkaran tertutup. Kemampuan ini menjadi penanda awal bagi mereka untuk mulai belajar menulis huruf-huruf.


Perlahan ketertarikan orang tua atau orang dewasa di sekitarnya akan menggeser  bentuk lingkaran terbuka ke tertutup menjelma bentuk kepala, matahari, atau bunga. Dan akan ada banyak sekali kegembiraan juga bahagia mendalam saat kita bertanya dengan penuh rasa ingin tahu sebagai reaksi kita atas gambar-gambar yang mereka buat, “apakah itu bunga? Apakah itu mumi? Wow, bagus sekali bunga-bunganya.”


Melalui pemodelan dan percakapan yang menyenangkan dari orang dewasa, coretan mereka kini telah dikenali sebagai ‘sesuatu’ oleh orang dewasa, yang juga merupakan pengantar bahwa gagasan yang kompleks dan juga abstrak bisa dituangkan dalam bentuk coretan yang memiliki makna.


Pengenalan penting berikutnya adalah kemampuan mengenali arti “di dalam” dan “luar” dari coretan-coretan berbentuk lingkaran itu. Titik-titik di bagian dalam menjadi mata dan hidung, garis-garis yang terpancar ke bagian luar menjadi kaki, tangan, jari-jari, sinar matahari, kelopak dan juga batang.  Keterampilan yang sama dibutuhkan untuk memperbaiki huruf-huruf mereka.


Respon positif dari orang dewasa dan sekitarnya dengan membuat klipping coretan-coretan, menempelkannya di kulkas, di ruangan tidur adalah hal penting yang mereka butuhkan untuk terus menggambar dan melatih kreatifitas.


Jadi untuk semua orang tua yang memiliki anak-anak usia dua hingga lima tahun mari kita dukung kreatifitas mereka dengan menyediakan kertas, pensil, krayon, media apa saja yang mendukung  untuk mengasah keterampilan. Berikan respon positif selalu dan satu hal penting lainnya jangan biarkan keengganan kita melihat rumah yang dipenuhi kertas dan krayon mematikan kreatifitas anak-anak kita sejak dini.


Ye eL, Rote, 15 Januari 2018.



Cuci Tangan Sebelum Makan


Alysa menatap sepiring nasi putih dan sepotong paha ayam goreng yang baru saja diletakkan oleh mas Rusdy asisten ayah, dimeja kasir persis di hadapan ayahnya yang sedang melayani pembeli. Ia menarik kursi tanpa sadaran ke sisi kanan meja bersiap untuk makan. 

Gerakan tangannya sekonyong-konyong terhenti ketika hendak menyuap nasi ke dalam mulutnya, “Cuci tangan dulu!” ujar ayahnya.

Ia menatap penuh permohonan ke arah ayahnya untuk membiarkannya makan tanpa harus mencuci tangan dahulu.

“Cuci tangan dulu!” ulang ayahnya.

Dengan sedikit menghentakan kakinya ia melangkah ke depan warung dimana sebotol sabun dan segalon air dan dudukannya disediakan untuk mencuci tangan. Alysa membasuh sedikit tangannya lalu kembali ke meja.

“Pakai sabun cuci tangannya!” kata si Ayah kembali ketika Alysa hendak duduk.

Alysa membanting kaki sebagai tanda protes terhadap ayahnya.

“Kamu di sekolah diajari ibu guru cuci tangan pakai sabun nggak?” tanya ayahnya dengan nada yang tegas namun lembut.

Alysa melirik ayahnya, hentakan kakinya tak lebih keras dari waktu pertama ia pergi membasuh tangan.

Ia kini mulai makan dengan muka yang masih cemberut dan wajah ayah penuh senyuman.

Tangan adalah media termudah jalan masuknya kuman, bakteri, dan virus ke dalam tubuh. Dan kebanyakan masuknya ketika sedang makan maka wajar saja kalau ayah Alysa begitu ngotot membiasakan anaknya mencuci tangannya agar terhindar dari sakit. Hal sepele yang sering sekali diabaikan.

“Ayo, dek,” kataku sembari menggamit tangan anak perempuanku pulang setelah menerima kembalian dari ayah Alysa.


Aku merubah tujuanku seketika, mendadak aku juga harus membeli sabun cuci tangan yang sudah habis persediaannya di rumah.

YeeL, Rote 20/01/2018

Minggu, 14 Januari 2018

John far

Pagi hari ini cerah, tak semendung beberapa hari yang telah lewat. Matahari, mesti tak segarang biasa, hangatnya mampu menepis dingin yang menusuk tulang. Aku menikmati setiap paparan cahaya yang membasuh kulitku, dan kilau keperakan yang memantul dari tanah putih di sepanjang jalan yang aku lewati.

Selesai mengantar anak ke sekolah, sudut pandang favorit seperti memanggilku mendekat, secangkir susu panas, bunyi air yang jatuh, derak derik dedaunan, burung-burung bersambut dalam nada yang tak tunggal menjadi magnet berkekuatan besar untuk membuatku duduk, menyalakan laptop dan mulai menulis.

Dua halaman word yang belum disimpan menyambut, aku berpaling ke halaman kedua yang berjudul, ‘John far,’ judul asing karena aku merasa tak pernah menulisnya. Membacanya sepintas membuatku tersenyum dan mengingatkanku akan sebuah kutipan, “Jangan khawatir jika anak-anak tidak mendengarkanmu, merasa khawatirlah ketika ia memperhatikanmu.” Aku sama sekali tidak merasa khawatir kali ini, rasa yang ada sangat berbeda ketika aku dirundung rasa marah dan kesal ketika anak-anak tidak mengindahkan kata-kataku, rasa khawatir kalau-kalau kata-kata yang tak pantas keluar dari mulutku tanpa aku sadari dan mereka memperhatikan tingkah burukku saat aku di luar kontrol, lalu menjadi penyesalan mendalam saat-saat refleksiku di malam hari, berharap semua itu tak menetap dalam kalbu mereka.

Aku bukan seorang penulis, hanya seorang ibu rumah tangga yang suka menulis, yang suka membaca, kesukaan yang rupanya menjadi perhatian anak-anak, lalu menjadi contoh tanpa aku harus bersusah payah memintanya.

John far
 Saat itu john dan teman teman serta kedua saudaranya pergi berlibur ke sebuah pulau, pulau yan indah dipenuhi banyak sekali tumbuhan dan hewan langkah, pantai indah serta  pancaran sinar matahari yang memantuldi air. Mereka sangat menikmati keindahan tempat itu sebelum melihat neraka dan kejahatan dari tempat itu, john dan kawan kawanya serta saudara saudaranya ditangkap oleh organaisasi yg menguasai pulau itu.”

Tulisan di atas bisa berangkat dari imaginasi game-game petualang yang ia mainkan atau episode-episode Pirates of Caribean yang ditontonnya di hari Sabtu dan Minggu. Bukan hal yang luar biasa, tapi bagi saya adalah awal yang bagus saat ia mulai belajar memindahkan sepotong adegan ke dalam bentuk tulisan.

Ada banyak yang harus diperbaiki dari kalimat-kalimat diatas, pemakaian huruf kapital, penggunaan tanda baca dan beberapa hal lainnya, dan semua itu bisa kami pelajari bersama-sama. Dan waktu menulisku pagi ini berubah menjadi suatu kekaguman disertai beberapa daftar yang perlu dipelajari.



Selasa, 09 Januari 2018

Hilang

Dan hingga sekarang aku masih berharap ia ada, 

Sejujurnya sayap-sayap ini masih rapuh untuk bisa terbang sendiri, 
lagi kenangan akanmu menjadi paksaan untuk menguatkan sayap-sayap, berlari dan terbang. 

Sejujurnya aku sangat ingin berkeluh kesah sesekali saat mengunjungimu, atau lewat telepon, meski tak banyak kata terucap dari bibirmu, mendengar suara, atau melihat sosokmu dalam diam cukup memberi kekuatan. 

Aku, kami, kehilangan raga sang panutan,namun harus tetap bangkit berdiri teguh. 



Ada banyak yang hilang sejak kepergianmu, dan ada kelahiran-kelahiran baru dalam generasimu.


Jika surga yang kau diami kini ada dimana-mana, maka ; jagalah kami istri, anak-anak, mantu-mantu, juga cucu-cucumu dari kedamaian abadimu.

10 januari 2013-2018.
in memoriam my beloved father in law

Kamis, 04 Januari 2018

Diam




Ada banyak hal yang ingin kuceritakan, lalu semua hal itu tertelan.

Aku menikmati wajahnya dalam diam kini, dan perkara yang bergejolak di dalam dada.

Sahabatku pernah berkata, "Jadilah seperti Dia, wanita yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya. Ia tak butuh manusia untuk menenangkan segala riak hatinya, ia hanya butuh Tuhan," mengingat semua itu diam semakin melarutkanku meski ia terus mencoba mengurai semua benang kusut yang tergambar jelas di wajahku.

Rote, januari 2018