Senin, 23 April 2018

Membantu Anak Kelas Dua Berhasil di Kelas


Saat ini sudah bukan rahasia lagi kalau anak-anak mulai belajar membaca dari gambar. Saat anak usia dini diberikan buku cerita bergambar, beberapa dari mereka sudah bisa menceritakan kelanjutan cerita dengan baik. Meskipun belum bisa membaca. Karena mereka membaca gambar. Cerita bergambar dikemas sedemikian rupa sehingga bisa menarik minat anak untuk membuka dan mempelajarinya.

Di kelas satu, terutama di semester ganjil, anak biasanya mendapat bahan pelajaran dan disampaikan dengan longgar. Misalnya diselingi dengan games, lomba dan kuis. Semua itu bertujuan untuk mempertahankan suasana belajar yang senantiasa fun, tidak terlalu jauh berbeda dengan tingkat akhir taman kanak-kanak.

Adalah hal yang lumrah, bahwa setiap seorang anak naik kelas, ia harus lebih banyak membaca dan belajar. Ketika anak naik ke kelas dua, mereka akan mulai sibuk. Bahan pelajaran jelas lebih tinggi tingkat kesulitannya dan bisa jadi lebih padat dan serius. Saat naik ke kelas dua anak harus menghadapi buku-buku yang lebih berat dengan sajian gambar yang lebih sedikit. Dengan sendirinya selingan permainan di kelas pun berkurang.

Sebenarnya bukan cuma itu saja yang membuat masa-masa belajar di kelas dua terasa sulit. Lalu apa?

Sebagian besar bahan pelajaran diberikan dalam bentuk tertulis. Disini, kemampuan membaca menjadi modal penting bagi anak-anak untuk tetap survive.

Dalam ulasannya mengenai cara membantu anak kelas dua berhasil di sekolah, Ann E. LaForge, penulis buku What Really Happens in School, A Guide to Your Child’s Emotional, Social, and Intellectual Development memaparkan, “Membaca tidak sekedar memperkaya pembelajaran dalam semua subyek, tetapi juga mengenalkan anak pada kekayaan informasi dan pengalaman lain yang tidak mungkin mereka nikmati. Membaca dapat merangsang imajinasi, memberi makan perkembangan emosi, membangun keterampilan verbal, serta memengaruhi analisis dan pemikiran.”
Kenyataannya banyak anak yang masih kesulitan membaca saat di kelas dua. Mereka belum terbiasa menjadi pembaca terlatih yang mampu menguraikan kode. Kecepatan membaca anak masih rendah atau bahan bacaanya memang terlalu susah.
(wikihow)

Namun, orang tua tidak perlu mencemaskan seberapa bagus anak membaca. “Yang paling penting, membacalah untuk atau dengan anak,” tegas La Forge. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menumbuhkan kecintaan membaca pada anak dengan cara melimpahinya dengan pengalaman menyenangkan bersama benda-benda bertulisan, sesuai dengan tingkat kemahiran membaca anak. Dorong anak Anda untuk membaca.
Berikut cara membantu anak agar cinta membaca, mengacu pada tips-tips dari La Forge.

Pinterest

  1. Ajak anak ke perpustakaan daerah. Dorong anak untuk memilih buku-buku yang mereka sukai.

  2. (shutterstock)
  3. Betulkan kata-kata yang anak tidak tahu atau tidak bisa ucapkan saat membacakan buku untuk kita secara sambil lalu. Berikan dorongan daripada mengoreksi.
  4. Ajak melakukan aneka permainan yang merangsang keterampilan membaca, seperti ; mencari jejak, bermain surat-suratan, mengisi teka-teki silang atau bermain scrabble  mini.
  5. Minta anak membacakan cerita untuk adik atau temannya yang lebih kecil. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya.
  6. (shutterstock)
  7. Tempel atau selipkan ‘surat kecil’ untuk anak di seluruh penjuru rumah. Di lemari es, di pintu kamar atau di tempat-tempat rahasia yang hanya diketahui oleh anak. Isinya bisa ungkapan cinta atau lucu-lucuan, “Sudah tidur siang belum?” atau “Mau makan Roti?”
  8. (shutterstock)
  9. Jadikan buku sebagai bingkisan, baik sebagai hadiah ulang tahun, hadiah berkelakuan baik, hadiah ulangan bagus atau hadiah untuk hal baik yang sudah anak lakukan.
  10. (shutterstock)
  11. Batasi jadwal nonton televisi, main game eletronik, atau game apa saja. Sebaliknya dorong anak untuk membaca buku, meskipun hanya komik. 
  12. Jadikan diri kita contoh orang yang menghargai membaca. Banyak membaca buku, majalah, surat kabar, buletin atau bahan bacaan apa saja yang bermanfaat isinya. Antusias mengunjungi toko buku, dan merawat buku-buku dengan baik.
Menurut pengalaman, anak-anak yang suka dan hobi membaca akan senang menjelajahi isi buku-buku pelajaran sekolah meskipun belum diminta oleh guru. Bahkan tidak jarang mereka akan membaca buku-buku untuk tingkat yang lebih tinggi, meskipun mereka sendiri belum mengerti arti sepenuhnya. Dan, tidak heran mereka bisa tergolong anak paling baik di kelasnya atau di tingkatannya. Jarang sekali mereka mengeluh, “Sekolah itu Susah.”

*based on Parents Guide

Tidak ada komentar:

Posting Komentar