Kamis, 25 Juni 2020

Cumi Goreng Tepung Saos Asam Manis



Tiga hari lalu di antara sederetan ikan belang kuning,  cakalang dan kombong yang melimpah,  ada satu lapak yang menarik perhatian. Beberapa cumi besar di taruh di atasnya.

Di rumah,  biasa dibilang cumi batu,  favoritnya suami.  Si Om jual 3 ekor dengan harga 30rb.  Tidak menunggu lama saya segera membelinya. Cuminya besar-besar dan bisa untuk tiga kali makan.

Setelah dua kali dibuat bumbu kuning,  hari ini saya sempatkan untuk membuat cumi goreng tepung saos asam manis yang so yummi. Benar-benar enak.

Jika kamu ingin membeli cumi, sebisa mungkin pilih yang relatif segar. Pilih  cumi yang memiliki ciri-ciri seperti ini:




  • Warna kulit putih kelabu dengan bintik-bintik kemerahan
  • Mata cumi masih cukup jernih
  • Dagingnya masih terasa kenyal jika ditekan dengan jari
  • Mengeluarkan bau amis sewajarnya, tetapi tidak terlalu menyengat
  • Kepala dan tubuhnya masih menyatu
  • Masih mengeluarkan banyak tinta
Untuk membuat menu yang satu ini, tentu saja kita membutuhkan cumi yang sudah dibersihkan dan dipotong berbentuk ring. Langkah selanjutnya cumi yang sudah dibersihkan, direndam selama tiga puluh menit dalam satu butir telur yang sudah dikocok dengan garam dan lada hitam (takarannya disesuaikan dengan jumlah cuminya).

Siapkan tepung terigu dan tepung maizena, dengan takaran dua berbanding satu. Saya tambahkan dengan sedikit garam dan lada hitam bubuk. Cumi yang sudah direndam tadi dibalurkan dengan campuran tepung dan siap digoreng hingga kuning keemasan.

Bahan-bahan bumbu asam manisnya :

Bawang putih cincang
Bawang bombay potong kotak
lada hitam bubuk
saos asam manis
kecap
garam dan gula
maizena

Cara membuatnya :
Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga kekuningan, lalu tambahkan air, saos asam manis, kecap, garam, gula, tambahkan satu sendok makan maizena, masak hingga mengental lalu masukkan cumi goreng tepunngnya. Saat akan diangkat tambahkan irisan bawang bombai dan irisan daun seledri. Angkat, dan cumi siap disajikan.

Selamat mencoba yah...





Rabu, 24 Juni 2020

WHEN I WENT to SCHOOL on FOOT





Hai, jumpa kembali di blog yang hampir tak terurus ini. Kemarin saya berjanji kepada Suster Kepala Sekolah untuk mengantar dokumen ke sekolah pada pukul 06.30 hari ini. Semalam saya berpikir mungkin ada baiknya saya berjalan kaki menuju sekolah, sebuah pikiran yang masih belum bisa saya pastikan akan terwujud.

Saya tersadar pukul 04.00 subuh. Setelah menyelesaikan beberapa rutinitas, saya memutuskan untuk berjalan. Pukul 05.30 keluar dari rumah dan tiba kembali pukul 07.15. Karena udaranya dingin, maka perjalanan ini sedikit menyenangkan di awal. Sesampainya saya di komunitas, suster sedang berdoa. jadi saya menunggu sambil merangkai foto-foto ini menjadi video.

Nah, tidak sedikit yang bertanya-tanya seperti apa sih wajah Rote. Di video ini, kalian bisa melihat sedikit rupa dari kota tempat saya tinggal. Di sini, mama-mama biasa memikul beras, sayuran, untuk dijual ke pasar atau diparkir di beberapa sudut kota. Salah satu yang membuat saya bertambah semangat adalah rasa malu. Rasa malu kepada mama-mama ini. Tak ada keluhan dari mulut mereka, menapaki jalan jauh plus beban berat di kedua bahu. Sementara saya? Haruskah mengeluh capek untuk 10.000 langkah, untuk kesehatan sendiri?


Saya sangat bersyukur masih bisa menghirup udara yang bersih dan segar, mendengarkan kicauan burung dan ayam saling bersahutan, orang-orang yang temui dalam perjalanan. Jika bisa dikatakan sebagai sebuah hadiah, maka bolehlah perjalanan di pagi hari ini saya sebut sebagai hadiah untuk diri saya sendiri.

Selamat Pagi Jiwa yang indah, dan selamat beraktifitas.

PS : Saya masih belajar membuat video, jadi dimaklumi jika masih banyak kekurangan di sana dan di sini yah.. Jangan lupa untuk like, komen dan subscribe, Thank You