Sabtu, 24 Mei 2014

Rumah Tangga Yang Saleh



“Kita tidak akan berencana membuat sebuah tungku perapian dari batu tanpa tersedia batu-batu, atau membuat pasta apel tanpa ada buah apel. Jadi mengapa begitu banyak orang berusaha membangun rumah tangga yang saleh tanpa Tuhan?
Mereka berusaha memelihara asas-asas Ketuhanan, mendirikan rumah tangga yang saleh bahkan menggunakan istilah “TUHAN’; tetapi tanpa ada hadirat Tuhan tidak mungkin ada rumah tangga yang saleh.
Allah yang Mahabesar dan kudus haruslah tinggal di rumah itu;
Dia harus berdiam di hati mereka yang menyebut kediaman mereka ‘rumah tangga.’’’
—Char J. Crawford

Bahagia ITu Sederhana

Bahagia itu sederhana, dapat menikmati hangat mentari pagi, sembari menyapu, meminumkan susu kebayi imut nan lucu, memandikannya, sabar menantinya tertidur, dan lanjut ke dapur.

Ada banyak yang tertunda, ada banyak kekhawatiran, biarlah mereka menemui pemecahannya di waktunya nanti. Hanya ingin menikmati hangat mentari pagi, terik matahari siang hari, lembutnya semburat senja, temaram malam hari, dan biarlah sisa hari ini dipenuhi bahagia yang sederhana.

Hidup memang sulit, namun tak sesulit mencari keindahan yang tersembunyi yang digandengnya beriringan.. Semoga akan selalu seperti ini, damai dan bahagia selalu di hati. Thanks be to YOU,

Have a nice weekend.

"Terkadang mengobati bisa dilakukan dengan memberi lebih banyak kasih."

Beberapa orang tua entah itu bapak atau mama merasa sudah memberikan kasih sayang dengan menyediakan baju, sendal, sepatu model terbaru buat anak-anak mereka. dan itu mereka sebut dengan bentuk kasih sayang. Sayang sekali semua itu semu, jahitan yang lama sobek, sepatu yang tak mampu memuat jari-jari kaki yang semakin membengkak, atau tas yang ketinggalan jaman modelnya, tempatnya adalah di tempat sampah. dan anak-anak yang beranjak dewasa hidup dalam kesepian....

Anak-anak lebih membutuhkan waktu yang berkualitas bersama bapak dan mamanya, tidak perlu berjam-jam, beberapa menit sudah cukup buat mereka. "bukan kuantitas tapi kualitas". Yang akan terus mereka kenang hingga saatnya mereka membentangkan sayapnya sendiri dan terbang melintasi kehidupannya sendiri.

Kata-kata yang lemah lembut, motivasi tiada henti, kasih yang sesungguhnya yang tidak lekang oleh waktu.

Jika semasa kecil hingga dewasa tidak kau dapatkan semua itu, setidaknya berikanlah kepada anak-anakmu,
jangan meneruskan budaya negatif dalam kehidupan anak dan cucu-cucumu kelak.
Jangan berikan kesepian dalam hati mereka sebaliknya isilah dengan kasih.
"Terkadang mengobati bisa dilakukan dengan memberi lebih banyak kasih."

Banyak kasih dan cinta untuk kita semua

Rabu, 14 Mei 2014

Mengatasi Amarah



Cara Lain untuk mengatasi marah:
 
Empat langkah pendekatan dalam menangani amarah, menurut Charlotte Sanborn, Ph.D.,.

1   Terimalah. Bila di masa mendatang kita merasa marah, terima saja. Jangan mengingkari perasaan marah atau mencoba untuk menutupinya.

2   Galilah. Dapatkan sumber emosinya. Jika sumber emosinya adalah sesuatu yang dikatakan orang tentang kita, tanya pada diri kita sendiri mengapa kata-kata itu membuat kita marah. Jika sumbernya adalah sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan orang, cari alasan mengapa kita sampai marah.

3   Ekspresikan. Jika kita yakin bahwa mengekspresikan kemarahan itu bakal meledak-ledak sehingga bakal mungkin bisa menimbulkan permusuhan. Maka ambil napas dalam-dalam, tahan selama 10 detik, dan keluarlah. Atau berjalan-jalanlah. Ketika kita sudah yakin bahwa kita dapat mendiskusikan masalah yang ada tanpa meledakannya, lakukan.

4   Lupakan. Langkah terakhir ini mungkin paling susah. Namun juga paling penting. Begitu kita sudah menyampaikan perasaan kita kepada orang yang sudah membuat kita marah, lupakan masalah itu. Berubah atau tidak sikap dia, tidak menjadi soal. Yang penting adalah kita mengekspresikan marah secara sehat.

Jumat, 09 Mei 2014

Yang Bernama Bahagia



Duka kita bagi dalam senyum
Kala mendung menggapai jantung
Tangis anak di pangkuanmu
Duka kita
Duka segalanya

Riangmu membuka kabut senja
Sayap-sayap malaikat
Menukik ke lubuk hatimu
Dan hatiku
Ketika kita saling menatap
Dukamu dan dukaku lenyap
Di balik tirai gelap
Pada pantai senyap

Dukamu dukaku terkurung dalam sepi
Kau himpit dalam senyum jadi serpih-serpih
Gerimis tipis kehidupan
Yang kita reguk dalam kemelut

Rabu, 07 Mei 2014

Ikan Masak Cuka



Sejak pertama kali mencicipi jenis masakan ini, yang saya tahu jenis ikannya adalah ikan Sardines. Namanya mirip kayak nama ikan yang dikalengkan yah. Entahlah, saya juga kurang tahu pasti nama aslinya. 
Awalnya kenal makanan ini, di rumah mertua saya. Waktu itu saya Cuma menatap saja, tidak berminat sama sekali. Ikan sardines itu dicuci bersih, direndam cuka, dikasih cabe, irisan bawang, garam dan daun kemangi, siap dimakan. 
Waktu berikutnya makanan itu ada lagi, ikan lawar biasa disebut, saya coba untuk mencicipinya dan ternyata enak. Hanyalah faktor biasa dan tidak biasa yang membuat saya ragu untuk memakannya sejak awal.
Hari ini, saya membelinya dari seorang wanita yang menjajakannya dari rumah ke rumah. Harganya 10rb rupiah per 1 piring kecil. Saya membersihkan kepala ikan beserta tulangnya, mencucinya bersih, merendamnya dengan cuka ; mengganti airnya, direndam lagi ditambah dengan beberapa irisan bawang merah. Lumayan enak, malah jadi pengganti sambal karena lumayan pedis.

Sebenarnya lebih enak kalau pedisnya pas saja sih, jangan kebanyakan cabe