Kamis, 07 Mei 2020

Berani untuk Mulai





Semuanya bermula dari suatu siang entah kapan saya tidak mengingatnya lagi sekitar tiga tahun lalu. Saya mengatakan seperti ini, "From now on, you have to try to speak English with me. Your English is not have to be perfect. If you don't know any word that you want to speak you can say it in Bahasa, and I will help you to translate it. We both learn together, deal?" (Mulai dari sekarang Ade harus berusaha untuk berbicara Bahasa Inggris dengan Mama. Tidak harus sempurna. Kalau ada kata yang tidak Ade tahu, bilang saja dalam bahasa Indonesia, Mama akan cari artinya dalam bahasa Indonesia. KIta berdua belajar bersama-sama, setuju?")


"Yes, Mommy," jawabnya.


Waktu itu dia baru mengenal alphabets, beberapa kata kerja dasar, warna, dan beberapa kosakata lainnya. Di rumah saya berusaha untuk selalu bilingual dengannya. Bahasa Inggris saya sendiri belumlah sempurna, karena sampai detik ini saya masih terus belajar. Tapi, saya senang dengan berusaha untuk bilingual saya diberikan kesempatan untuk berlatih speaking dan belajar hal-hal yang lainnya.


Kami tidak berbicara bahasa Inggris setiap saat. Kadang saat ia terlalu malas untuk berpikir, dia akan berkata seperti ini, "Mama, boleh Ody bicara Bahasa Indonesia saja?"


"Yah, tentu saja."


Saat ia selesai berbicara, saya akan menerjemahkannya, dan di detik berikutnya ia akan kembali berbicara bahasa Inggris.


Saya bukanlah satu-satunya orang yang mengajarkan bahasa Inggris. Selebihnya, dia pelajari dari you tube channel yang dia lihat. Kesukaannya adalah 20 minutes girl crafts. Saya sendiri sering sekali terkaget-kaget dengan vocabulary yang dia gunakan saat bicara, yang sudah pasti bukan dari saya. "Where did you learn it?" Jawabannya sudah pasti, "YOU TUBE."


Beberapa hari belakangan kami belajar tentang Personal Subject Pronouns (Kata Ganti Subjek Pribadi), tentu saja tidak dengan cara memperkenalkan beragam teori tentang itu, tetapi ia belajar dari setiap koreksi yang saya buat saat ia berbicara dan hal itu diulang terus dan terus. Review dan repeat. Pelan-pelan ia bisa mulai membedakan kapan harus menggunakan She, He, They, We, It minus I, and You karena dasar ini sudah ia kuasai. Kalau tidak semua kata ganti orang ketiga akan dia hantam dengan It.


Intinya, kalau kita sedikit paham Bahasa Inggris dan ingin belajar, maka inilah saat yang tepat yaitu dengan menjadikan anak-anak kita sebagai partner belajar Bahasa Inggris di rumah. Ada banyak buku Bahasa Inggris dan video-video belajar, kita, Mama-mama bisa mulai dari sana jika ragu, atau mungkin buka-buka kembali buku catatan waktu SMA.


Berikut beberapa tips untuk mengajar anak Bahasa Inggris berdasarkan pengalaman saya sendiri.


1. Jangan takut untuk mulai dan berbicara. Tidak masalah jika salah, sepanjang kita terus mencari yang artinya kita pun belajar.


2. LIbatkan anak-anak dalam setiap aktivitas sehari-hari, misalnya di dapur dengan memperkenalkan barang-barang yang kita temui di dapur. Di kamar mandi, di toko atau di mana saja.


3. Usahakan suasananya selalu menyenangkan agar tidak membuat anak stress dan tertekan.

4. Pantau channel you tube yang mereka nonton agar kita bisa memiliki senjata untuk menanggapi mereka.


5. Review, review, review. Buat ulasan yang berkaitan dengan infomasi baru sesegera mungkin agar cepat diserap oleh mereka.


6. Yang paling akhir jangan lupa memberikan pelukan dan pujian, saat anak-anak berhasil menemukan dan mengucapkan kata baru atau berani berbicara untuk memberikan feedback positif dan rasa percaya diri untuk terus berlatih dan berbicara.


Dan sekian cerita dari saya. Kita jumpa lagi besok untuk menjawab pertanyaan Ody beberapa minggu lalu yang sudah terjawab - "Sea is my Home."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar