Minggu, 14 September 2014

Mau Jadi Orang Tua Seperti Apa?



Lelakiku menatap piringnya yang telah kosong, dengan pandagan yang juga kosong..! Masih berseragam kantor, sempatkan pulang untuk makan siang dan melihat anak-anak. “Capek juga e, turun lapangan, tapi enaknya ada kesempatan untuk foto-foto pemandangan. Pasti Ba’i (panggilan untuk bapak mertua ; ba’i=kakek) dulu juga begini. Ba’i begitu hebat di lapangan khususnya di pekerjaan jalan dan jembatan, tapi yah begitulah waktu dengan papa dan Ina(nama saudarinya) jadi semakin sedikit. Memori yang kami punya memang tidak banyak, tetapi semuanya membekas dan tidak akan terlupakan. Papa ingat dahulu karena ba’i belum pulang, biasanya papa meletakkan buku PR papa yang sudah dikerjakan di meja kerja ba’i. Ketika bangun besok harinya sudah ada kertas HVS di sampingnya, dengan perbaikan dari ba’i. Biasanya 1 atau 2 nomor harus papa tulis ulang, karena punya ba’i sudah pasti yang benar.  Nanti ada John (nama adik suamiku), baru keadaannya berubah, karena pangkatnya sudah lebih tinggi Ba’i jadi jarang turun lapangan.” 

Aku tak bisa menatap matanya, tapi aku yakin sedang berkaca-kaca.

Sabtu, 13 September 2014

Jual ; Jangan Memaksa



Di kota kecil ini, di rumah kontrakan yang jauh dari pasar, tak tahu mengendarai motor pula, alamaak…..Tentu pusing ketika stok sayuran habis di kulkas. Waktu ke pasar biasanya 3 kali sehari, bisa lebih tergantung kebutuhan dan apa saja yang hendak dibeli. 

Beruntung setiap pagi, ada mama-mama yang berjualan sayur dengan menjinjing baki, sayur itu dijajakan dari ke rumah-rumah. Yang jadi masalah ketika dapur kita didatangi lebih dari 1 penjual sekaligus dengan selang waktu yang berbeda. Kalau penjualnya mengerti bahwa kita masih punya sayuran di kulkas dan bisa datang kembali besok, mending. Tapi sepertinya si mama penjual yang satu ini tidak begitu, dia sangat memaksa dalam melariskan jualannya.
Ketika dia datang sudah bisa saya kenal dari awal, dari gayanya menyapa dan maaf kalau boleh dikatakan

Terlatih Patah Hati



Kalau yang biasa ikutan lihat Space Toon+ sekarang memang beda tampang dan rupanya. Kalau di LBS TV setiap jeda antara film itu ; iklan produk, nah di space toon biasanya diselingi dengan video klip lagu-lagu. 

Agak ketinggalan mungkin buat saya. Baru lihat video klip The Rain ft Endank Soekmati “Terlatih Patah Hati.”(download) Asli Gokil dan kreatif menurut saya. Dan yang membuat saya terkesan itu liriknya.
Satu bait yang menarik adalah :   “Terima kasih kalian ; Barisan para mantan ; Dan semua yang pergi ; Tanpa sempat aku miliki ; Tak satupun yang aku sesali ; Hanya membuatku semakin terlatih.”

“Terimakasih buat para mantan, yang datang dan pergi dengan sejuta kenangan, dan setumpuk pembelajaran melatih hati agar tak gundah.” Video klipnya juga lucu habis. 

Kalau misalnya saya lagi patah hati, ditinggal pacar sudah pasti tersenyum melihat video klip ini. Dan saya jadi tiada henti mendengung-dengungkan lagu ini.


So lagi patah hati ditinggal pacar? Jangan galau-galau dengar lagu ini dan semoga bisa membuat tersenyum yah.



Jumat, 12 September 2014

Buku ; Sahabat Terbaik

pengen baca lagi

"Membaca adalah sebagian dari hidup."
Berapa lama dalam sehari anda menghabiskan waktu untuk membaca...? Satu, dua, atau tiga jam? Bacaan apa saja yang anda lahap...? Koran, majalah atau buku...?

Saat ini saya ingin sekali bisa membaca kembali buku Musashi (Eiji Yoshikawa)  yg pernah sy baca wktu SMA dulu, melahap novel-novel sastra dan banyak lagi yang lain...pengen baca berjam-jam tanpa ada gangguan..

Alih-alih membaca Musashi, skarang waktu membaca saya sangat terpangkas, bisa menikmati bacaan selama setengah jam (tanpa gangguan) saja sudah sangat bersyukur...But it doesn’t matter, beberapa halaman sehari dari sebuah buku, e-book, sudah cukup membuat saya bahagia. Namun minat baca tidak diukur dari seberapa tahan mata kita menghadap buku, tetapi bagaimana menghabiskan beberapa lembar bacaan dalam waktu yang sesempit apapun. Itulah kenapa di bawah bantal saya selalu tersedia buku..:). Salah satu waktu favorit saya adalah membaca sebelum tertidur, di samping anak-anak dan suami yang terlelap.

Selasa, 09 September 2014

A Hundred Years / Seratus Tahun



Patient: .Doctor, do you think that I will live until I.m a hundred?.
Doctor: .Do you smoke or drink?.
Patient: .No..
Doctor: .Do you drive fast cars, gamble, or play around with women?.
Patient: .Certainly not!.
Doctor: .Then what do you want to live to a hundred for?.
Pasien : Dokter, menurutmu apakah saya bisa hidup hingga 100 tahun?
Dokter : Apakah kamu merokok atau minum?
Pasien : Tidak.
Dokter : ngebut-ngebutan, judi, atau bermain perempuan?
Pasien : Tentu saja tidak!
Dokter : Lalu untuk apa kau ingin hidup hingga 100 tahun…?

Lelucon dari The Reader Digest.
Jika anda memiiki hidup hingga 100 tahun atau lebih apakah yang akan anda lakukan…..?
Ehm errr, bingung…tidak pernah terlintas dalam pikiran dan terpikirkan..:)