Rabu, 03 Agustus 2016

TIKUS KOTA DAN TIKUS DESA

Kita kadang-kadang berpikir bahwa kehidupan orang lain lebih enak daripada kehidupan kita sendiri. Tetapi kenyataannya adalah setiap kehidupan mempunyai kesukaran-kesukarannya sendiri-sendiri ; seperti yang dicatat oleh Ishmael dalam Moby Dick, “Hal-hal yang tidak enak dialami oleh setiap orang.” Dengan memberikan ucapan-ucapan syukur atas berkat-berkat yang kita terima biasanya akan lebih memberikan manfaat dari pada menginginkan kehidupan seperti kehidupan orang lain.
animasi-bergerak-tikus-0030
Pada suatu hari seekor Tikus Desa kecil yang kecil yang tinggal di desa mengundang seekor Tikus Kota kecil untuk mengunjunginya. Ketika Tikus Kota kecil sudah duduk untuk makan malam, ia sangat terkejut karna yang dimiliki oleh Tikus Desa kecil hanyalah jagung dan beras. 
 
“Aduh, hidupmu sama sekali tidak enak, kamu harus melihat kehidupanku! Tiap hari selalu ada makanan yang enak-enak, kamu harus datang mengunjungiku dan lihat bagaimana enaknya tinggal di kota.”
Tikus Desa kecil merasa sangat senang mendapat undangan itu. Dan beberapa lama ia pergi mengunjungi sahabatnya Tikus Kota kecil di kota. 
 
Hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah lemari penuh makanan. Di atas lemari kaca di antara toples-toples yang tertutup rapat ada sebungkus besar keju. Tikus kecil itu membuat lubang pada bungkusan keju itu dan mulai menikmati makanan lezat itu. Dia baru saja akan berpikir betapa beruntungnya sahabatnya bisa makan semua makanan serba lezat itu, ketika tiba-tiba pintu lemari kaca itu terbuka dengan keras, seorang juru masak datang untuk mengambil terigu dan ia mendengar Tikus Kota kecil itu berbisik, “Lari.”
 
Ketika ia berhasil menenangkan jantungnya yang berdegup kencang dan juru masak telah keluar dari ruangan. Tikus Kota kecil membawanya ke sebuah pojokan lemari di sisi yang lain, dan mengajaknya menikmati kismis yang bungkusannya dalam keadaan terbuka. Sementara mereka menikmati buah yang nikmat itu, sebuah garukan pada pintunya mengagetkan Tikus Desa kecil. 
 
“Apa itu?” tanya Tikus Desa kecil ketakutan.
“Sssst, itu kucing tua, dia suka memangsa kawanan kita, sengaja dipelihara memang untuk membunuh kita,” jawab Tikus Kota kecil. “Kita ke ruang bawah tanah saja, akan aku tunjukkan padamu makanan super lezat di bawah sana,” lanjut Tikus Kota kecil. 
 
Mereka berdua berlarian menuruni undakan anak-anak tangga dan tiba di ruang bawah tanah yang dipenuhi lemari yang banyak raknya. Di dalam rak rak itu terdapat bungkusan-bungkusan mentega dan keju juga buah-buah yang dikeringkan, sosis-sosis dan banyak buah segar yang digantung di atasnya. 
 
Tikus Kota kecil berlarian dari satu mentega ke mentega lainnya, dari satu keju ke keju lainnya, hingga aroma semerbak dari sepotong keju di atas sebuah benda yang bentuknya sangat aneh, membuat gerak lincahnya terhenti.
“Jangan, jangan makan makanan yang itu,” teriak Tikus Kota kecil sesaat ketika Tikus Desa kecil hendak bergerak maju. “Itu jebakan,” lanjutnya lagi. 
 
Tikus Desa kecil tidak jadi menggigit, langkahnya terhenti,” Jebakan itu apa?” tanyanya kemudian. 
 
“Benda itu adalah sebuah jebakan,” kata Tikus Kota kecil kecil. “Ketika kau menggigitnya, sesuatu akan menimpa kepalamu dengan keras dan kamu akan mati.”
 
Tikus Desa kecil mengawasi jebakan itu, memandang keju yang ada di atasnya,“kalau boleh,” katanya, “Kurasa sebaiknya aku pulang sekarang. Aku lebih baik hanya makan jagung dan beras dengan perasaan tentram dan damai daripada makan keju, mentega, dan buah-buahan lezat ini dengan harus merasa ketakutan setengah mati!”
 
Begitulah, Tikus Desa kecil kecil itu pulang ke rumahnya dan di sana ia tinggal untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar