Di hari-hari sebelumnya saya
selalu hidup dalam sikap mengasihani diri, berangkat dari semua kepahitan di
masa lalu. Doa perlahan mengubah semua itu. Sahabat-sahabat, Kakak-kakak,
devotion, buku-buku yang meracuni saya dengan pikiran-pikiran positif setiap
hari mau tidak mau mengajarkan saya untuk hidup dengan pikiran positif dan
bukan sebaliknya. Mengajarkan arti hidup beriman yang tidak cukup dengan ibadah
atau rajin mengikuti kegiatan-kegiatan rohani tetapi bagaimana memerangi pikiran-pikiran
negative dari waktu ke waktu.
Jika berkat Tuhan di artikan
sebagai seberapa banyak harta, seberapa mewah rumah, seberapa banyak kendaraan
yang terparkir di garasi, seberapa
sukses usaha yang sedang dijalani, atau seberapa cemerlang karier seseorang di
kantor, maka bisa disimpulkan saya bukan orang terberkati. Tuhan bukan milik
saya karena saya tidak memiliki harta materi apapun. Awalnya saya sedih dan
begitu terpengaruh dengan keadaan ini. Ah Tuhan hanya milik mereka saja, toh
saya tidak memiliki apa-apa.
Tuhan mengubah semua pemikiran
itu sejak saya mulai belajar bersyukur untuk setiap hal kecil dalam hidup.
Untuk kegagalan, untuk keadaan tidak mempunyai, untuk segala sesuatu yang tidak
berjalan sesuai dengan keinginan saya, Satu kata kuncinya adalah : “Penyertaan
TUhan sempurna dalam hidup saya”. Sampai saat ini, saya masih tetap hidup,
masih bernafas, dan masih bisa beraktifitas. Dan yang terpenting, saya jadi
semakin menghargai dan mengerti betapa berartinya 5 menit, betapa berartinya
uang seribu rupiah, betapa berartinya persahabatan, betapa berartinya untuk
mengolah semua pikiran sebelum menaruh pikiran-pikiran itu ke atas mulut dan
banyak hal lain yang dibawa oleh kesusahan dan kesulitan”.
Lalu apakah saya tidak diberkati?
Ternyata saya sangat diberkati dalam hidup ini. Arti berkat Tuhan itu sendiri harus diganti. Berkat Tuhan itu bukan tentang
hal-hal besar yang datang dalam hidup, tetapi tentang setiap hal-hal kecil yang
kehadirannya lebih sering dianggap sesuatu yang tidak berarti. Karena sering kali kita hanya mencari
keberadaan Tuhan hanya di hal-hal besar, melihat kesuksesan dari seberapa harta
yang seseorang punyai. Semakin banyak harta semakin terberkati. Sehingga
mereka-mereka yang hidup dalam kemalangan dianggap tidak terberkati.Bahkan
ketika kau hanya mampu memberikan dua telingamu untuk mendengarkan dengan
sungguh-sungguh, memberikan dua tanganmu, memberikan dua kakimu yang dengan
segera bergerak melangkah untuk membantu siapa saja yang membutuhkan
pertolongan, memiliki hati dan pikiran yang bersih dan tulus dan mendamaikan
itu juga sudah merupakan penyaluran
berkat.
Suami yang baik dan hebat,
Anak-anak yang luar biasa, keluarga tempat saya belajar arti kasih dan
melayani, teman-teman yang senantiasa mendukung dan menjaga saya untuk tetap
berpikir positif, segala sesuatu yang membuat saya tetap sadar dan dekat dengan
sang pencipta adalah berkat Tuhan.
Saya, engkau, dia, mereka, kita adalah orang-orang yang
diberkati, dengan talenta masing-masing, berhenti setiap satu jam untuk
beberapa menit keheningan, melihat betapa banyaknya berkat yang
Tuhan berikan,
adalah salah satu cara untuk mengucap syukur dan berterimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar