Senin, 13 Juli 2015

Berkat Tuhan


Di hari-hari sebelumnya saya selalu hidup dalam sikap mengasihani diri, berangkat dari semua kepahitan di masa lalu. Doa perlahan mengubah semua itu. Sahabat-sahabat, Kakak-kakak, devotion, buku-buku yang meracuni saya dengan pikiran-pikiran positif setiap hari mau tidak mau mengajarkan saya untuk hidup dengan pikiran positif dan bukan sebaliknya. Mengajarkan arti hidup beriman yang tidak cukup dengan ibadah atau rajin mengikuti kegiatan-kegiatan rohani tetapi bagaimana memerangi pikiran-pikiran negative dari waktu ke waktu.

Jika berkat Tuhan di artikan sebagai seberapa banyak harta, seberapa mewah rumah, seberapa banyak kendaraan yang terparkir di  garasi, seberapa sukses usaha yang sedang dijalani, atau seberapa cemerlang karier seseorang di kantor, maka bisa disimpulkan saya bukan orang terberkati. Tuhan bukan milik saya karena saya tidak memiliki harta materi apapun. Awalnya saya sedih dan begitu terpengaruh dengan keadaan ini. Ah Tuhan hanya milik mereka saja, toh saya tidak memiliki apa-apa.
Tuhan mengubah semua pemikiran itu sejak saya mulai belajar bersyukur untuk setiap hal kecil dalam hidup. Untuk kegagalan, untuk keadaan tidak mempunyai, untuk segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan saya, Satu kata kuncinya adalah : “Penyertaan TUhan sempurna dalam hidup saya”. Sampai saat ini, saya masih tetap hidup, masih bernafas, dan masih bisa beraktifitas. Dan yang terpenting, saya jadi semakin menghargai dan mengerti betapa berartinya 5 menit, betapa berartinya uang seribu rupiah, betapa berartinya persahabatan, betapa berartinya untuk mengolah semua pikiran sebelum menaruh pikiran-pikiran itu ke atas mulut dan banyak hal lain yang dibawa oleh kesusahan dan kesulitan”.

Lalu apakah saya tidak diberkati? Ternyata saya sangat diberkati dalam hidup ini. Arti berkat Tuhan itu sendiri  harus diganti. Berkat Tuhan itu bukan tentang hal-hal besar yang datang dalam hidup, tetapi tentang setiap hal-hal kecil yang kehadirannya lebih sering dianggap sesuatu yang tidak berarti.  Karena sering kali kita hanya mencari keberadaan Tuhan hanya di hal-hal besar, melihat kesuksesan dari seberapa harta yang seseorang punyai. Semakin banyak harta semakin terberkati. Sehingga mereka-mereka yang hidup dalam kemalangan dianggap tidak terberkati.Bahkan ketika kau hanya mampu memberikan dua telingamu untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh, memberikan dua tanganmu, memberikan dua kakimu yang dengan segera bergerak melangkah untuk membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan, memiliki hati dan pikiran yang bersih dan tulus dan mendamaikan itu juga sudah merupakan penyaluran  berkat.

Suami yang baik dan hebat, Anak-anak yang luar biasa, keluarga tempat saya belajar arti kasih dan melayani, teman-teman yang senantiasa mendukung dan menjaga saya untuk tetap berpikir positif, segala sesuatu yang membuat saya tetap sadar dan dekat dengan sang pencipta adalah berkat Tuhan.

Saya, engkau, dia,  mereka, kita adalah orang-orang yang diberkati, dengan talenta masing-masing, berhenti setiap satu jam untuk beberapa menit keheningan, melihat betapa banyaknya berkat yang 

Tuhan berikan, adalah salah satu cara untuk mengucap syukur dan berterimakasih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar