Pagi hari ini cerah, tak semendung beberapa hari yang telah
lewat. Matahari, mesti tak segarang biasa, hangatnya mampu menepis dingin yang
menusuk tulang. Aku menikmati setiap paparan cahaya yang membasuh kulitku, dan
kilau keperakan yang memantul dari tanah putih di sepanjang jalan yang aku
lewati.
Selesai mengantar anak ke sekolah, sudut pandang favorit
seperti memanggilku mendekat, secangkir susu panas, bunyi air yang jatuh, derak
derik dedaunan, burung-burung bersambut dalam nada yang tak tunggal menjadi
magnet berkekuatan besar untuk membuatku duduk, menyalakan laptop dan mulai
menulis.
Dua halaman word yang belum disimpan menyambut, aku
berpaling ke halaman kedua yang berjudul, ‘John far,’ judul asing karena aku
merasa tak pernah menulisnya. Membacanya sepintas membuatku tersenyum dan
mengingatkanku akan sebuah kutipan, “Jangan khawatir jika anak-anak tidak
mendengarkanmu, merasa khawatirlah ketika ia memperhatikanmu.” Aku sama sekali
tidak merasa khawatir kali ini, rasa yang ada sangat berbeda ketika aku
dirundung rasa marah dan kesal ketika anak-anak tidak mengindahkan kata-kataku,
rasa khawatir kalau-kalau kata-kata yang tak pantas keluar dari mulutku tanpa
aku sadari dan mereka memperhatikan tingkah burukku saat aku di luar kontrol,
lalu menjadi penyesalan mendalam saat-saat refleksiku di malam hari, berharap
semua itu tak menetap dalam kalbu mereka.
Aku bukan seorang penulis, hanya seorang ibu rumah tangga
yang suka menulis, yang suka membaca, kesukaan yang rupanya menjadi perhatian
anak-anak, lalu menjadi contoh tanpa aku harus bersusah payah memintanya.
“John far
Saat itu john dan
teman teman serta kedua saudaranya pergi berlibur ke sebuah pulau, pulau yan
indah dipenuhi banyak sekali tumbuhan dan hewan langkah, pantai indah
serta pancaran sinar matahari yang
memantuldi air. Mereka sangat menikmati keindahan tempat itu sebelum melihat
neraka dan kejahatan dari tempat itu, john dan kawan kawanya serta saudara
saudaranya ditangkap oleh organaisasi yg menguasai pulau itu.”
Tulisan di atas bisa berangkat dari imaginasi game-game
petualang yang ia mainkan atau episode-episode Pirates of Caribean yang
ditontonnya di hari Sabtu dan Minggu. Bukan hal yang luar biasa, tapi bagi saya
adalah awal yang bagus saat ia mulai belajar memindahkan sepotong adegan ke
dalam bentuk tulisan.
Ada banyak yang harus diperbaiki dari kalimat-kalimat diatas,
pemakaian huruf kapital, penggunaan tanda baca dan beberapa hal lainnya, dan
semua itu bisa kami pelajari bersama-sama. Dan waktu menulisku pagi ini berubah
menjadi suatu kekaguman disertai beberapa daftar yang perlu dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar