Minggu, 14 Juni 2015

Tanyakan Pada Diri Sendiri : Apakah Kita Melakukan Kekerasan Pada Anak?

Penganiayaan : Pemadaman Empati

Di tengah hiruk pikuknya anak-anak bermain di pusat penitipan anak. Martin yang baru berumur dua setengah tahun, bertabrakan dengan seorang gadis kecil, yang langsung mulai menangis. Martin meraih tangannya, tetapi ketika sewaktu gadis kecil itu beringsut menjauh, Martin memukul lengan gadis kecil itu.

Sewaktu air mata gadis kecil itu terus mengalir, Martin memandanginya di kejauhan dan berteriak, “Jangan nangis! Jangan nagis!” terus menerus setiap kali lebih cepat dan lebih keras.
sumber ; 24hour parenting
Ketika Martin kemudian berupaya mengusap-usap tangannya lagi, gadis itu menolak. Kali ini memperlihatkan giginya seperti seekor anjing yang meneryingai sambil mendesis kea rah gadis yang terisak-isak itu.

Sekali lagi Martin mulai membelai gadis yang menangis itu, tetapi belaian-belaian di punggung dengan cepat berubah menjadi pukulan, dan Martin terus memukul gadis kecil yang malang itu meskipun gadis kecil itu menjeri-jerit.


Respon Martin yang kasar terhadap kemalangan di tempat penitipan anak itu barangkali mencerminkan dengan baik pelajaran-pelajaran yang telah diperolehnya di rumah tentang tangisan dan kesedihan ; tangis mula-mula ditanggapi dengan tindakan menghibur yang lumrah, tetapi apabila berlanjut, langkah berikutnya adalah mulai dari mengancam, membentak, hingga menampar atau memukul fisik langsung. Barangkali yang paling menyedihkan, Martin kayaknya sudah kehilangan jenis empati yang paling primitive, yaitu naluri untuk menghentikan serangan terhadap seseorang yang terluka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar