Brrrmmm brrrmmm, deru sepeda motor keluar dari bibir kecilnya.
Dia menghampiri saya dan berkata : “Ma, naik motor Ma. Bye bye Mama”. Saya
tersenyum dan membalasnya : “Bye Bye Lodya. Be safe yah”.
Sambil mengendarai motor tak
bermesin dia balik dan berkata sambil tersenyum : “See You, Ma”.
Saya yang baru saja melanjutkan
bacaan, mendongakkan kepala dan speechless.
“This tiny little girl who is
acting like sponge has two big ears than she has in real. So Mommy gives her plenty
great words to listen to”
Gadis kecil yang baru saja
menginjak usia 2 tahun, persis seperti Spons. Begitu cepat menyerap apapun yang
dikatakan orang-orang sekitarnya. Menurut penelitian anak-anak balita yang
orang tuanya sering membangun komunikasi dengan mereka, memiliki kosakata yang
banyak. Obrolan sangat membantu mereka untuk menebalkan kamusnya.
Beberapa cara untuk mendorong
anak 2 tahun untuk menemukan kalimat-kalimat mereka :
- · Gunakan kalimat dalam setiap jawaban untuk permintaan mereka : “Ade mau mama buatkan susu kah?” “Ade mau mama bantu pakaikan kaus kaki kah?” “Ade, mau belajar. Mau kakak ambilkan kertas kah?”
·
- · Anak 2 tahun belum mengerti grammar. Ulangi apa yang di katakannya dengan kata yang benar. Siang itu saya kebingungan, ketika bermain tiba-tiba Lodya menangis sambil meringis : “Ma, musu ma..Musu..gigi…” saya bingung musu nih apa lagi…? Jeritannya makin keras. Dan ketika mata saya menangkap langkah semut merah di kakinya barulah saya mengerti : ‘Digigit semut kah Ade…?” “Musu, Ma gigi..H hingga sekarang dia masih mengucapkan “Musu” dan saya tak henti mengoreksinya “Semut” ade…J
- · Jangan memaksa anak Anda untuk mengulang keseluruhan kalimat.
Botol susu itu
sudah habis. Lodya menyodorkn botol ke saya ; “Ma, susu Ma. Bambah…”. Saya mencoba
mengoreksinya :
Saya : “Coba ade
bilang :”Mama, ade mau susu lagi Ma..” Coba bilang
Lodya : bilang
Saya : bukan ade…”Mama,
ade mau susu lagi”. Coba Bilang
Lodya : Bilang.
Saya : bukan ade…”Mama,
ade mau susu lagi”. Coba bilang
Lodya : Bilang.
Sampai seribu
kali juga polanya mesti sama. Akhirnya kami berdua tertawa….
- · Bacakan cerita lebih sering, dan tanyakan anak apa yang dilihatnya dalam buku atau apa yang akan terjadi seterusnya.
Lodya hanya
memiliki beberapa buku kecil miliknya sendiri. Biasanya ketika kakaknya membaca
dianya juga pasti repot mencari bacaannya. Biasanya kalau minta dibacakan buku
dia akan memanggil saya, papanya atau kakaknya.
“Ma, sini ma. Buku….”,
katanya. Atau jika saya sedang sibuk dan dia sedang bersama kakaknya : “Kaka,
buku ka..” Ketika saya membacakannya sebuah waktu itu, dan sebenarnya lebih focus
ke menunjukkan gambarnya sambil bercerita. Disitu ada gambar beberapa anak lagi
minum teh. Dia sedang memperhatikan dengan teliti ketika saya mencuri pandang
dengan ekor mata. Tiba-tiba dia berseru sambil menunjukkan gambar teko teh dan
gelas : “Ma, teh ma”. Lalu menyebutkan benda-benda yang ada di gambar itu : “kursi,
duduk, bola, masak”.
Kemarin siang, dia sedang sibuk
dengan sebuah baskom kecil yang isinya cetakan bolu kukus saya dan dua senduk
di kedua tangannya. Berpura-pura sedang memasak, tangan kecil seperti sedang
memutar balik adonan, (tuh kan spongy benar, tiru saya benar-benar..hihihi..).
Saya memperhatikannya tapi sambil pencetin hp. Dia menyuapi saya ; “Ma, kopi ma….panas…tiup
ma”. Sambil mengebas-ngebaskan tangannya. Dia mengaduk lagi, dan menyuapi saya
kemudian. “Ma, kopi ma”. Saya turunkan hp saya lau menerima suapannya. Ketika
dia lanjut memasak, saya lanjutin lihat hp. Dia balik lihat ke saya : “Ma, Hape
ma….” Saya kira mau dia pakai main game, ternyata hape itu ditaruh di samping
tempat dia duduk. Melanjutkan masak dan berkata
: “Ma, main ma. Masak Ma..”
Oooohhh, my little baby
girl. Dia ingin waktu saya yang hanya
untuk dirinya sendiri. Bermain dengannya dengan seluruh perhatian hanya untuknya.
Kalau mama sambil pegang hape, tidak seru. Jawaban mama, paling “oh iya…hmm
baik su…”.singkat saja..
So, Moms. Mari kita berikan waktu
kita lebih banyak lagi untuk putra dan putri kita……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar