Kamis, 04 September 2014

Di Bawah Mentari



Ada banyak aktivitas yang harus dikerjakan di pagi hari, bahkan di saat mata seorang ibu masih mengantuk dan tak ingin beranjak dari pembaringan, dengan sigap dan segera harus duduk berdoa; mengucap syukur untuk hari baru kemudian beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Tinggal berdua dengan si bayi ; tentu saja lebih menyenangkan jika dilakukan dengan duduk bermain dengannya sambil menonton TV  ketimbang harus menemaninya bermain di bawah matahari pagi yang menyehatkan.
Namun percayalah setengah jam menemaninya bermain, melihat tawa ceria, celoteh tak jelasnya yang terucapkan dengan riangnya seakan ingin mengatakan : Ma, saya bisa berjalan di jalanan bebatuan ini tanpa terjatuh. Atau celotehnya kepada anak-anak babi liar sambil memegang kayu ditangannya seakan hendak mengusir kawanan babi liar itu, cuh cuh, lalu berbalik kembali ke arah mama ketika babi itu telah pergi. Celotehnya ketika duduk talepo di atas tanah sambil sesekali memegang tanah dan sesekali memegang kerikil seperti hendak mengidentifikasi material. Semua yang dilakukannya di bawah mentari pagi terasa lebih menyenangkan dibandingkan tontonan sinetron murahan atau gossip. Jangan biarkan rasa malasmu untuk mencuci kaki tangan balitamu yang kotor menghambat kesenangannya di bawah mentari. 

Setelah memandikannya dari kotoran-kotoran yang menempel dari aktivitas di bawah mentari, saatnya membiarkannya menemanimu di dapur. Tidak ada guna melarangnya untuk ikut menggunakan perkakas dapur,seperti kuali, whisk, sendok kayu karena larangan akan sama artinya memperlambat proses masak memasak. Paling butuh 5 menit untuk mengaturnya kembali pada tempatnya. Terus berkomunikasi meskipun dia menanggapi semua pertanyaan, pernyataanmu dengan Bahasa yang tak jelas. 
 Di sore dan malam hari suasana rumah terasa lebih ramai dan kini balita itu memiliki teman yang bisa diajak bermain selain mamanya, yaitu papa dan kakak lelakinya. Malam hari setelah jam 6 adalah waktu membaca dan menyelesaikan PR. TV akan bisa menyala lebih cepat jika PR sudah selesai, lebih sering mati hingga jam tidur. Dan maaf tak ada “Ganteng-Ganteng Serigala” di ruangan itu atau kata kakak lelakinya “Cantik-cantik vampire dong ma, kalau Ganteng-ganteng serigala..:).” Percayalah menemani si balita bercakap-cakap, memberinya buku bergambar dan bercerita bersamanya, melibatkannya dalam proses belajar bersama si kakak, terasa lebih menyenangkan dibandingkan sinetron murahan itu. Jangan biarkan balitamu harus mengalah dengan rasa gelisahmu terhadap ending dari setiap episode GGS itu dan dengan terpaksa harus ikut menontonnya….:(.

Menjadi seorang mama itu tidak gampang. Ada banyak pengorbanan waktu disana. Kita tidak lagi bisa melakukan apa yang kita inginkan dengan leluasa, bahkan untuk membaringkan badan atau bercakap-cakap yang tak jelas. Jangan takut anak bermain kotor, biarkan dia bereksplorasi di alam terbuka, mengejar bebek, ayam atau apa saja. Berceritalah bersama mereka bahkan ketika mereka (balita) hanya bisa berkomunikasi dengan Bahasa yang tidak jelas. Percayalah mereka sedang menyerap setiap Bahasa yang kita keluarkan, karena itu jangan mengulang caranya berbicaranya (baby-talk) atau dibuat cadel, agar ketika mereka siap untuk berbicara kata yang benarlah yang mereka hasilkan.
 
Akhir kata, jam sudah menunjukkan pukul 12.30 meskipun mata ini belum mengantuk coretan ini harus diakhiri. Coretan yang dibuat dengan rasa haru dan penuh syukur ketika melihat anak-anak yang kini telah terlelap-lelah beraktifitas di bawah hangatnya mentari pagi, semburat senja temaram dan cahaya lampu pijar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar