Senin, 08 September 2014

Aku Cinta Bahasa Indonesia



Ketika mengecek buku catatan anak saya. Yang ada adalah perasaan gemas, dengan huruf yang susah dibaca. Inilah akibat dari libur kenaikan kelas sebulan lebih. Penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang tidak pada tempatnya. Anak saya sekarang duduk di kelas 3 SD. Sekilas saya berpikir masih bisa ditolerir, tapi kemudian saya meralat pikiran saya itu. Dan hasilnya dia harus berlatih menulis 10 menit sehari setiap pulang sekolah.

Huruf merupakan komponen penting dalam setiap pembelajaran bahasa menurut saya. Huruf yang mudah dibaca, dan indah perlu latihan terus menerus. Bukan suatu proses jadi dalam semalam, seperti ketika kita menyiapkan 1 porsi mie instan. Itulah mengapa saya terus mendorongnya untuk terus berlatih menulis dengan rapi, jelas dan indah. 


Selain huruf, penggunaan tanda baca juga menjadi sangat penting. Dalam Bahasa apapun juga sudah pasti diajarkan bagaimana menggunakan tanda baca dengan baik. Kepala saya terasa pusing membaca tulisan anak saya dengan penggunaan tanda baca yang sangat minim. Mungkin memang belum menjadi sebuah perhatian lebih; berhubung mereka baru saja naik ke kelas 3, tetapi saya terus saja mendorongnya untuk menggunakan tanda baca setelah tanpa henti menjelaskan kapan kita harus menggunakan titik, koma, tanda seru, dan tanda Tanya. Titik dan koma buat saya jika dibandingkan dengan anggota tubuh kita seperti lidah. Kecil tapi jika tidak dipergunakan dengan baik bisa fatal. Sudah pasti bisa membuat pembaca berkerut-kerut dahinya.

Huruf dan tanda baca biasanya menjadi bahan pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di masa sekarang ini sepertinya menjadi tidak terlalu penting. Mungkin karena BI adalah Bahasa ibu kita sehingga seringkali banyak yang berpikir “ah apa susahnya, paling Cuma membaca dan menulis.” Tetapi tidak bagi mereka yang suka menulis dan buat saya Bahasa Indonesia sama pentingnya dengan Bahasa Inggris. Seringkali dalam update-an status teman-teman di sosmed banyak sekali yang menulis kata dengan huruf yang kurang atau lebih. Seperti “mereka” menjadi “merekah” padahal artinya sudah menjadi beda. Atau “semu” menjadi “semuh”J. Dan karena saya sendiri pun masih sering sekali melakukan kesalahan-kesalahan kecil maka tidak ada alasan untuk tidak terus belajar.
Bahasa Indonesia menjadi sangat penting buat saya pribadi sekarang ini. Miris rasanya melihat Bahasa-bahasa alay yang digunakan oleh muda-mudi gaul, entah dalam update-an status di sosmed, ataukah isi dalam pesan singkat dimana huruf “s” diganti dengan huruf “z”, atau “siapa” diganti menjadi “cp” atau symbol angka yang dipakai untuk mewakili penggunaan huruf tertentu. Hal yang sepele, tetapi benar-benar sangat mengganggu ketika membacanya. Tidak ada salahnya sih, tapi buat saya tetap saja merusak mata. 

Berangkat dari masalah huruf, tanda baca, dan juga keutuhan sebuah huruf ditulis dalam sebuah kalimat, (masalah yang saya lihat dalam diri anak saya saat ini) ; Membuat saya semakin sadar dan mengerti akan pentingnya Bahasa Indonesia. Bagaimana mereka bisa mempelajari Bahasa Asing (Inggris) sebagai Bahasa pendamping, jika bahasa ibu mereka sendiri jatuh bangun. Karena itu mari kita dampingi putera-puteri kita untuk mulai mencintai Bahasa Indonesia. Ini bukan proses belajar mereka, tetapi proses belajar kita bersama. Dan semuanya itu bisa dimulai dari kegiatan membaca dalam rumah kita sehari-hari. Tunjukkan minat baca dalam diri kita sebagai orangtua, dan semoga bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anak.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar