Payung-payung berwarna-warni
berjejeran di sepanjang jalan Wolowona. Dari yang harganya ratusan ribu rupiah
sampai dengan puluhan ribu rupiah, melindungi para penjual sayuran yang
kebanyakan adalah ibu-ibu berusia 30 puluhan tahun keatas.
Matahari begitu panas menyengat,
tak ada pilihan lain selain membiarkan kulit mereka terpapar paparan sinar
matahari. Jualan atau tak mendapatkan uang. Begitu juga tentunya dengan para
wanita yang bekerja di ladang atau sawah, berandalkan caping untuk melindungi
wajah dan kepala dari sengatan sang raja terang.
Mencumbu mentari dalam gairah
panas membakar. Kulit yang hitam legam tak lagi menjadi masalah. “Biarlah hitam
legam kulitku asalkan tak hitam penghasilanku..:)”.
Di tempat lain ada banyak sekali
ibu-ibu yang terlalu takut menjadi hitam, menjadi galau ketika kulitnya berubah
menjadi kecoklatan lalu berupaya menjaga kulitnya agar tetap putih dan kencang.
Baju lengan panjang, molang seluruh badan, celana panjang, kaus kaki dan
sepatu, adalah peralatan perang melawan matahari.
Sungguh ironis pemandangan ini.
Lalu harus menjadi seperti apakah
saya? Menjadi orang yang menikmati setiap peluh yang bercucuran, menikmati
paparan sinar matahari di kulit saya ketika sedang mencuci piring, mencuci
pakaian, (karena kebetulan tempat mencuci kami tidak terlindungi oleh seng), ketika
menyuapi bayi saya, ketika sedang melakukan aktifitas apapun, atau haruskah
saya mengeluh kepanasan dan menunda setiap pekerjaan rumah tangga ini dengan
alasan masih “terlalu panas”..?
Panas, Dingin, Hujan atau terik
haruskah mengeluh ketika berada dibawahnya..? Yah terkadang memang merepotkan
dan sering kali menjebak saya dalam perasaan tidak nyaman. Tapi siapakah yang
dapat mengubah arah haluan sang cuaca. Seribu teriakan ke atas langit, tak akan
mengubah apapun. Tak ada pilihan selain nikmati sajalah.
Memandang payung-payung dan
terpal-terpal yang berjejeran di luar
sana, dan wanita-wanita separuh baya, yang tak henti mengerutkan dahi menantang
sang mentari, haruskah saya mengeluh kegerahan..?
Sungguh tak sepantasnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar