sumbergambar : popsugar.com |
“Yah, kenapa kau tidak membawa
bayi itu keluar saja? Kami pusing mendengarnya.” Marie seperti mendengar
tatapan Nyonya berbaju putih di ujung kursi di sebelahnya seperti berbicara
mengumpatnya.
Mitha, putri kecilnya memang
terlihat kepansasan di gendongannya, ia menggeliast-geliat sementara keringat-keringat
halus membasahi separuh wajahnya dan di bagian tubuh tempat Marie menopang
tubuh kecil itu.
Anak Domba Allah baru saja selesai
dikumandangkan, sebentar lagi para umat dan dirinya akan berdiri dengan rapi
berarakan menuju ke tempat di mana piala berisi hosti berada. Ia terjebak
antara membawa anaknya keluar atau tetap di tempatnya hingga usai menerima
hostia. Ia menatap sekeliling, kipas angin di sudut-sudut gereja itu tidak
berfungsi, bukan hanya Mitha, ia sendiri merasa gerah, tapi tanggung sebentar
lagi sudah sambut, biar sekalian keluar gereja saja pikirnya.
“Bangsat itu laki, sudah tahu ini
hari Minggu, malam pi minum mabok lagi. Tahu dia dapat apa dari minum mabok,
setan betul dia. Sore tahu dia su bejalan pi mana lagi, dia pu pantat macam ke
ada bara api ko apa.” Maria mengutuk, wajah putihnya semerah kepiting rebus,
dahinya berkerut, giginya bergemeletuk, “Tuhan, ampuni saya, saya sudah
mengumpat-ngumpat di dalam ruimahMU,” bisik Maria di dalam hatinya tak lama
kemudian.
Mitha bergerak-gerak lagi dan
kali ini, Nyonya berbaju putih, Tuan berbaju hitam di depannya, Ibu yang
mengenakan sarung bermotif kalajengking, Nona muda yang memiliki tanda merah di
paha putihnya dan semua orang disekitarnya, mulai mengumpat dirinya dari balik
mata telanjang dan yang berkacamata, “Yah,
kenapa kau tidak membawa bayi itu keluar saja? Kami pusing mendengarnya.”
Maria lalu membungkuk permisi di
antara umat yang berdiri berjejer di sampingnya. Angin sepoi-sepoi di halaman
samping gereja membelai wajah Mitha lembut yang jatuh terlelap tak lama setelah
itu. Bapa Kami Yang Ada di Surga mengalun lembut dari bibir Maria, damai
seketika melingkupinya.
Rote, 24th May 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar