Pagi hari suami dan anak tertuaku belum bangun juga dari
tidurnya, aku tak bisa melanjutkan pekerjaan, karena balitaku merengek minta
ditemani, sambil menyusuinya, iseng-iseng aku membuka laptop dan membaca artikel-artikel tentang
parenting. Artikel yang satu ini benar-benar pas dengan diriku sendiri. Terlalu
banyak jangan keluar dari mulutku selama ini, sebagai alarm protektif terhadap
anak-anak.
Berikut artikelnya ; dan semoga berguna bagi bunda, mama
dan ibu yang membacanya...:
Menurut para ahli kata "jangan" dapat membuat
anak ragu melangkah. Jadi apa sebaiknya yang harus kita ucapkan?
khir-akhir ini seringkali kita mendengar para pakar
parenting mengajurkan untuk menghindari kata “jangan” dalam pengasuhan kita.
Alasannya kata ini akan membuat anak tidak kreatif dan ragu dalam menghadapi
setiap keputusan. Mencari alternatif kata “jangan” juga akan mengkondisikan
anak untuk memiliki banyak pilihan.
Sayangnya, kata “jangan” seolah sudah menjadi kebiasan hidup
kita. Dan harus diakui, tidak mudah unuk mencari kata pengganti dari kata
larangan yang satu ini. Tim theAsianParent mencoba untuk mencari alternatif
penganti dari kata larangan berikut ini:
Alternatif kata “jangan” di atas, sesungguhnyalah hanyalah
contoh saja. Kita perlu lebih kreatif untuk mencari kata pengganti.
Selain itu, sebenarnyalah kata “jangan” tidak berarti tidak
boleh untuk diucapkan. Hanya saja jangan sampai hidup anak kita bertabur dengan
kata tersebut setiap hari.
Jadi, bila memang tidak ada kata alternatif yang tepat,
gunakanlah kata “jangan” dengan intonasi yang tepat dan jelaskan apa yang
menjadi alasan Parents melarang hal tersebut.
sumber : theasianparent.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar