Minggu, 15 Juni 2014

Ganti "Jangan" dengan alternatifnya


Pagi hari suami dan anak tertuaku belum bangun juga dari tidurnya, aku tak bisa melanjutkan pekerjaan, karena balitaku merengek minta ditemani, sambil menyusuinya, iseng-iseng aku membuka  laptop dan membaca artikel-artikel tentang parenting. Artikel yang satu ini benar-benar pas dengan diriku sendiri. Terlalu banyak jangan keluar dari mulutku selama ini, sebagai alarm protektif terhadap anak-anak.
Berikut artikelnya ; dan semoga berguna bagi bunda, mama dan ibu yang membacanya...:

Menurut para ahli kata "jangan" dapat membuat anak ragu melangkah. Jadi apa sebaiknya yang harus kita ucapkan?
khir-akhir ini seringkali kita mendengar para pakar parenting mengajurkan untuk menghindari kata “jangan” dalam pengasuhan kita. Alasannya kata ini akan membuat anak tidak kreatif dan ragu dalam menghadapi setiap keputusan. Mencari alternatif kata “jangan” juga akan mengkondisikan anak untuk memiliki banyak pilihan.
Sayangnya, kata “jangan” seolah sudah menjadi kebiasan hidup kita. Dan harus diakui, tidak mudah unuk mencari kata pengganti dari kata larangan yang satu ini. Tim theAsianParent mencoba untuk mencari alternatif penganti dari kata larangan berikut ini:

Alternatif kata “jangan” di atas, sesungguhnyalah hanyalah contoh saja. Kita perlu lebih kreatif untuk mencari kata pengganti.
Selain itu, sebenarnyalah kata “jangan” tidak berarti tidak boleh untuk diucapkan. Hanya saja jangan sampai hidup anak kita bertabur dengan kata tersebut setiap hari.
Jadi, bila memang tidak ada kata alternatif yang tepat, gunakanlah kata “jangan” dengan intonasi yang tepat dan jelaskan apa yang menjadi alasan Parents melarang hal tersebut.

sumber : theasianparent.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar