Marah, kesal, letih dan lelah,
sering terjaga di malam hari benar-benar
menguras energi beberapa hari ini. Semua
terbalaskan semalam, dengan tidur yang sangat nyenyak, nyaris terlambat anak
itu ke sekolah karena ibunya terlambat bangun.
Energi kembali terisi. Hati terusik.
Aku bingung menghadapi semua ini. Hal yang satu ini juga cukup banyak
meninggalkan puing-puing kekecewaan dan sakit hati. Puing-puing yang perlahan
aku rangkai kembali menjadi satu bentuk penerimaan, pengertian, dan
pengampunan.
Yah, mungkin bisa dikatakan
berhasil, karena sakitnya tak lagi sesakit waktu lalu. Sayangnya ada yang
berubah. Tidak lagi sama.
Aku terus bertanya pada BAPA, apakah
pengampunan itu sudah benar-benar aku lepaskan? Aku hampir tak bisa membencinya
ketika melihatnya, malah iba. Namun kehangatan itu tak lagi ada, tawar dan
dingin kini.
Kenapa aku tak ingin menjalin komunikasi
denganmu?
Bukan karena aku membencimu. Tapi aku tak ingin dikelilingi emosi negatif, aku tak ingin terjebak amarah, dan hal lainnya, sementara ada hal lain yang lebih penting yang harus aku selesaikan, sudah terlalu banyak waktuku terbuang untuk perasaan negatif yang sebenarnya adalah kesia-siaan.
Bukan karena aku membencimu. Tapi aku tak ingin dikelilingi emosi negatif, aku tak ingin terjebak amarah, dan hal lainnya, sementara ada hal lain yang lebih penting yang harus aku selesaikan, sudah terlalu banyak waktuku terbuang untuk perasaan negatif yang sebenarnya adalah kesia-siaan.
Semuanya butuh waktu, dan aku tak
ingin menyalahkan diri sendiri untuk sikapku terhadapmu saat ini. Aku berusaha
menghargai keputusanmu untuk menjalani hidupmu seperti pilihanmu, meskipun sebenarnya
aku ingin kau tinggalkan semua itu.
Jauh dalam hatiku aku
merindukanmu, aku menyayangimu dan aku terus mendoakanmu agar kau dituntun
pulang kembali ke jalanNYA.
Kau tahu hanya memikirkanmu saja
sudah cukup dan mampu membuatku kering, rapuh dan kehilangan pegangan. Dalam
kerapuhan, kekeringan rohani, hanya kepadaNYA aku berpaling. Memuji dan
meyembah DIA, membiarkan jari-jari jiwaku menari beriringan saling berpegangan tangan
bersama DIA, damai kembali ada.
Senyum kembali menghiasi bibirku,
Terimakasih Tuhan. Aku penuh kembali. Aku siap menghadapi sisa hari ini. Pimpin
aku Tuhan, berkati keluarga kecilku, berkati kedua orang tua dan adik-adikku,
dan berkati setiap orang yang aku kasihi. Biar Kasih dan DamaiMU senantiasa
meliputi kami semua. Amin.
NOte kecil di pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar